Meraih Sukses di Negeri Orang daripada Negeri Sendiri

Meraih Sukses di Negeri Orang daripada Negeri Sendiri
Seorang anak muda bertanya pada saya, "Pak, saya ingin pindah ke luar negeri. Selain untuk meneruskan kuliah saya untuk ambil S3, saya juga ingin menetap di sana. Saya yakin masa depan saya akan lebih baik bila tinggal di luar negeri. Apa saran Bapak?"

"Apakah nasib Anda pasti akan menjadi lebih baik bila kuliah dan menetap di luar negeri?" tanya saya.

"Saya yakin pasti lebih baik," jawabnya.

"Siapa yang mengharuskan Anda ambil S3? Dan apakah kalau sudah punya gelar Ph.D masa depan Anda pasti lebih baik?" tanya saya lagi.

"Saya seorang dosen dan saat ini sudah punya gelar S2. Jadi sudah tanggung nih kalau tidak ambil S3," jawabnya.

"Bagaimana kalau Anda berhenti mengajar dan memulai karir baru yang benar-benar Anda suka?" kejar saya lagi.

"Saya berhenti mengajar? Wah, tidak mungkin Pak," jawabnya agak kaget.

"Siapa yang bilang tidak mungkin? Daripada Anda memaksakan diri berkarir di bidang yang Anda kurang suka, mengapa tidak banting setir dan mencoba sesuatu yang baru dan benar-benar Anda sukai?" tanya saya sambil menatap tajam ke matanya. 

Ia diam beberapa saat untuk berpikir dan mencerna pertanyaan saya.

"Apakah keinginan ke luar negeri ini benar adalah untuk membangun masa depan yang lebih baik atau pelarian dari kondisi Anda saat ini?" tanya saya lagi. 

Ia masih tetap diam dan matanya mulai berair. Saya tahu, di dalam dirinya sedang berlangsung proses yang luar biasa dan saya tidak mau mengganggu proses ini. Saya beri waktu beberapa saat baru kemudian saya melanjutkan bicara. 

Saya melanjutkan dengan memberi masukan mengenai pentingnya perencanaan masa depan yang holistik. 

Perencanaan masa depan tidak bisa hanya dalam satu aspek yaitu karir saja. Perlu memikirkan juga aspek lain misalnya spiritual, pengembangan diri, relasi, materi, sosial, wisata, dan bisnis. Perencanaan ini menjadi peta hidup kita. Barulah dari sini kita menentukan menggunakan cara atau strategi apa untuk bisa mencapai tujuan ini. 

Dari ceritanya saya menyimpulkan bahwa anak muda ini sebenarnya suka berbagi pengetahuan namun ia kurang menikmati karirnya saat ini. Ia merasakan beban yang cukup berat setiap kali berangkat kerja dan suasana di tempatnya mengajar juga kurang kondusif. 

Saya menyarankan ia menetapkan dan menuliskan syarat pekerjaan atau karir ideal yang ingin ia jalani. 

Setelah itu barulah ia menilai apakah bidang pekerjaan atau karirnya sekarang ini sudah benar-benar memenuhi syarat. Bila tidak, ia perlu memulai satu karir baru. Tentu dengan tidak serta merta meninggalkan apa yang telah ia lakukan selama ini. 

Saya sarankan padanya bahwa kita hidup ini tujuannya adalah ingin bahagia. Bahagia adalah sesuatu yang perlu direncanakan, dikerjakan, dan diraih secara sadar.

Demikianlah adanya...
Demikianlah kenyataannya...


Achieving Success in Someone else's Country Rather than Your Own Country
A young person asked me, "Sir, I want to move abroad. Apart from continuing my studies to take a doctoral degree, I also want to live there. I'm sure my future will be better if I live abroad. What are your suggestions?" ?"

"Will your fate definitely be better if you study and live abroad?" ask me. 

"I'm sure it will be better," he replied. 

"Who requires you to take a PhD? And if you already have a PhD, your future will definitely be better?" I asked again. 

"I'm a lecturer and currently have a master's degree. So it's my responsibility if I don't take a doctorate," he answered. 

"How about you quit teaching and start a new career that you really love?" chase me again. 

"I'll stop teaching? Wow, that's impossible, sir," he answered, somewhat surprised. 

"Who says it's impossible? Instead of forcing yourself to pursue a career in a field you don't like, why not change gears and try something new that you really like?" I asked while looking intently into his eyes. 

He was silent for a moment to think and digest my question. 

"Is the desire to go abroad really to build a better future or escape from your current condition?" I asked again. 

He remained silent and his eyes started to water. I know that an extraordinary process is going on inside him and I don't want to interfere with this process. I gave it a few moments and then I continued talking. 

I continued by providing input regarding the importance of holistic future planning. 

Planning for the future cannot only be in one aspect, namely career. You also need to think about other aspects, for example spiritual, self-development, relationships, material, social, tourism and business. This planning becomes our life map. Only from here can we determine what method or strategy to use to achieve this goal. 

From his story, I concluded that this young man actually likes sharing knowledge, but he is not enjoying his current career. He feels quite a heavy burden every time he goes to work and the atmosphere where he teaches is also not conducive. 

I suggest that he determine and write down the requirements for the ideal job or career he wants to pursue. 

After that, he will assess whether his current field of work or career really meets the requirements. If not, he needs to start a new career. Of course, he doesn't immediately abandon what he has been doing so far. 

I suggested to him that the aim of our life is to be happy. Happiness is something that needs to be planned, worked on and achieved consciously. 

That's how it is... 
That's the reality... 

Post a Comment

Konsultasi Bidan Kita