Waspada Penyakit Ginjal, Kenali Ciri dan Cara Pencegahan

Waspada Penyakit Ginjal, Kenali Ciri dan Cara Pencegahan


Penyakit ginjal menjadi penyebab kematian ke-10 di Indonesia dengan jumlah kematian lebih dari 42 ribu pertahun. Masyarakat perlu mewaspadai penyakit tersebut dengan melakukan pencegahan sedini mungkin dan mengenali ciri-ciri dari penyakit ginjal.

Ginjal berfungsi untuk membuang sisa metabolisme dalam tubuh. Semua proses dalam tubuh akan dibuang melalui hati dan ginjal, pembuangan dari ginjal disalurkan melalui urin sedangkan pembuangan dari hati itu melalui anus.
Fungsi ginjal selain memproduksi urin adalah sebagai keseimbangan cairan, misal saat suhu udara dingin maka tubuh akan lebih sering buang air kecil, tapi kalau suhu udara panas tubuh akan merasa kekurangan cairan.

Ketua Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Pernefri) dr. Zulkhair Ali mengatakan kalau ginjal tidak berfungsi maka akan terjadi gagal ginjal. Ia menyebut penyakit ginjal yang umum dialami adalah batu ginjal, infeksi ginjal, radang ginjal, ginjal karena diabetes, ginjal karena hipertensi, ginjal karena lupus, dan ginjal karena polikistik.

Penyakit-penyakit tersebut dapat menurunkan fungsi ginjal. Fungsi ginjal dapat dibagi dua, umumnya yaitu gangguan ginjal akut dan penyakit ginjal kronik. Kemudian pada penyakit ginjal kronik ada fase yang dinamakan akut on kronik
“Yang menarik adalah pada penyakit ginjal akut, gejala pada pasien terlihat berat sekali tapi bisa sembuh sempurna. Sedangkan penyakit ginjal kronik itu pasien tidak merasakan apapun, tidak ada gejala, tapi ketika sudah berat akhirnya harus cuci darah dan tidak bisa disembuhkan kembali,” katanya dalam konferensi pers secara virtual Hari Ginjal Sedunia di Jakarta, Kamis (17/3).

Penyakit ginjal kronik, lanjutnya, merupakan masalah kesehatan global karena prevalensi gagal ginjal itu semakin hari semakin meningkat. Tidak hanya itu penyakit tersebut bersifat progresif dan tidak bisa sembuh kembali, tingkat mortalitas yang tinggi, dan memakan biaya mahal.

Karenanya perlu dilakukan pencegahan dengan deteksi sedini mungkin terhadap penderita penyakit ginjal. Pencegahan idealnya dilakukan dari fase normal, yakni menskrining orang-orang yang tidak sakit untuk mengetahui apakah ada faktor risiko terjadinya penyakit ginjal atau tidak.
Kalau sudah ditemukan adanya faktor risiko, maka langkah selanjutnya harus menurunkan faktor risiko tersebut. Skrining juga dilakukan terhadap pasien-pasien yang sedang mengalami penyakit ginjal.

“Kemudian kalau sudah terjadi kerusakan kita harus melakukan pengobatan, baik melakukan pengobatan terhadap ginjalnya untuk menunda atau memperlambat progresivitas penyakit ginjalnya nya maupun mengobati komorbid yang ada,” ucap dr. Zulkhair.

Namun apabila sudah terjadi gagal ginjal maka harus dilakukan terapi pengganti ginjal atau transplantasi ginjal.
Sebagai langkah pencegahan diperlukan deteksi dini penyakit ginjal dengan mengenali penyebab – penyebab gagal ginjal. Penyebab penyakit ginjal yang paling sering terjadi adalah hipertensi, diabetes, dan radang ginjal.

Sementara untuk gejala penyakit ginjal kronis antara lain mual, gatal-gatal, sesak napas, anemia, dan hipertensi. Sayangnya gejala ini baru muncul setelah tahap lanjut atau pada stadium lanjut. Pada stadium awal gejala sama sekali tidak terlihat atau tidak terasa.

Oleh karena itu solusinya adalah harus melakukan pemeriksaan secara berkala, secara rutin terutama bagi faktor risiko menderita penyakit ginjal antara lain usia di atas 50 tahun, penderita diabetes, penderita hipertensi, perokok, obesitas, dan ada riwayat keluarga yang menderita penyakit ginjal.

“Kemudian kalau sudah terjadi kerusakan kita harus melakukan pengobatan, baik melakukan pengobatan terhadap ginjalnya untuk menunda atau memperlambat progresivitas penyakit ginjalnya nya maupun mengobati komorbid yang ada,” ucap dr. Zulkhair.

Namun apabila sudah terjadi gagal ginjal maka harus dilakukan terapi pengganti ginjal atau transplantasi ginjal.
Sebagai langkah pencegahan diperlukan deteksi dini penyakit ginjal dengan mengenali penyebab – penyebab gagal ginjal. Penyebab penyakit ginjal yang paling sering terjadi adalah hipertensi, diabetes, dan radang ginjal.

Sementara untuk gejala penyakit ginjal kronis antara lain mual, gatal-gatal, sesak napas, anemia, dan hipertensi. Sayangnya gejala ini baru muncul setelah tahap lanjut atau pada stadium lanjut. Pada stadium awal gejala sama sekali tidak terlihat atau tidak terasa.
Oleh karena itu solusinya adalah harus melakukan pemeriksaan secara berkala, secara rutin terutama bagi faktor risiko menderita penyakit ginjal antara lain usia di atas 50 tahun, penderita diabetes, penderita hipertensi, perokok, obesitas, dan ada riwayat keluarga yang menderita penyakit ginjal.

“Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan setiap 1 tahun,” ucapnya.
Dari sisi fasilitas kesehatan, Koordinator Substansi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, Kemenkes dr. Theresia Sandra Diah Ratih mengatakan Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin telah menunjuk Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) sebagai koordinator untuk pengembangan jejaring rumah sakit untuk pelayanan penyakit ginjal.

“Kita sudah mencoba membuat jejaring rumah sakit untuk pelayanan penyakit ginjal, dan beberapa rumah sakit diharapkan bisa mengampu rumah sakit – rumah sakit daerah untuk bisa memampukan dirinya lebih baik,” kata dr. Theresia.
Pemerintah telah menyediakan layanan untuk deteksi dini bagi masyarakat minimal setiap 1 tahun sekali baik itu di tingkat RT maupun RW. Layanan tersebut dalam bentuk Posyandu untuk usia produktif dan Lansia.

“Deteksi dini paling minimal satu tahun sekali. Seluruh masyarakat diharapkan bisa mengakses layanan itu, termasuk juga pengobatan dan konseling untuk faktor risiko penyakit ginjal,” ucapnya.

Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id (D2)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik
drg. Widyawati, MKM



Beware of Kidney Disease, Recognize the Characteristics and Ways of Prevention


Kidney disease is the 10th cause of death in Indonesia with more than 42 thousand deaths per year. People need to be aware of this disease by taking prevention as early as possible and recognizing the characteristics of kidney disease. 
Kidneys function to get rid of metabolic waste in the body. All processes in the body will be excreted through the liver and kidneys, disposal from the kidneys is channeled through the urine while disposal from the liver is through the anus. 

The function of the kidneys apart from producing urine is to balance fluids, for example when the temperature is cold the body will urinate more often, but if the air temperature is hot the body will feel dehydrated. 
Chairman of the Indonesian Nephrology Association (Pernefri) dr. Zulkhair Ali said that if the kidneys are not functioning, kidney failure will occur. He said the common kidney diseases experienced were kidney stones, kidney infections, kidney inflammation, kidneys due to diabetes, kidneys due to hypertension, kidneys due to lupus, and kidneys due to polycystic. 

These diseases can reduce kidney function. Kidney function can be divided into two, namely acute kidney disease and chronic kidney disease. Then in chronic kidney disease there is a phase called acute on chronic
"What's interesting is that in acute kidney disease, the patient's symptoms look very severe but can recover completely. Meanwhile, with chronic kidney disease, patients don't feel anything, have no symptoms, but when it gets worse they have to dialyze and can't be cured again," he said in a virtual press conference for World Kidney Day in Jakarta, Thursday (17/3). 
Chronic kidney disease, he continued, is a global health problem because the prevalence of kidney failure is increasing day by day. Not only that, the disease is progressive and irreversible, has a high mortality rate, and is expensive. 
Therefore it is necessary to do prevention with detection as early as possible for people with kidney disease. Prevention should ideally be carried out from the normal phase, namely screening people who are not sick to find out whether there are risk factors for kidney disease or not. 
If a risk factor has been found, then the next step must be to reduce the risk factor. Screening is also carried out on patients who are experiencing kidney disease. 
"Then if there is damage we have to do treatment, either to treat the kidneys to delay or slow down the progression of the kidney disease or to treat existing comorbidities," said dr. Zulkhair. 
However, if kidney failure has occurred, kidney replacement therapy or a kidney transplant should be performed. 

As a preventive measure, early detection of kidney disease is needed by identifying the causes of kidney failure. The most common causes of kidney disease are hypertension, diabetes, and inflammation of the kidneys. 
Meanwhile, symptoms of chronic kidney disease include nausea, itching, shortness of breath, anemia, and hypertension. Unfortunately these symptoms only appear after an advanced stage or at an advanced stage. In the early stages the symptoms are not visible or not felt at all. 
Therefore the solution is to carry out periodic checks, especially for risk factors for kidney disease, including age over 50 years, diabetics, hypertension sufferers, smokers, obesity, and a family history of kidney disease. 

"Then if there is damage we have to do treatment, either to treat the kidneys to delay or slow down the progression of the kidney disease or to treat existing comorbidities," said dr. Zulkhair. 
However, if kidney failure has occurred, kidney replacement therapy or a kidney transplant should be performed. 
As a preventive measure, early detection of kidney disease is needed by identifying the causes of kidney failure. The most common causes of kidney disease are hypertension, diabetes, and inflammation of the kidneys. 

Meanwhile, symptoms of chronic kidney disease include nausea, itching, shortness of breath, anemia, and hypertension. Unfortunately these symptoms only appear after an advanced stage or at an advanced stage. In the early stages the symptoms are not visible or not felt at all. 
Therefore the solution is to carry out periodic checks, especially for risk factors for kidney disease, including age over 50 years, diabetics, hypertension sufferers, smokers, obesity, and a family history of kidney disease. 

"This examination should be done every 1 year," he said. 
In terms of health facilities, the Substance Coordinator for the Prevention and Control of Heart and Blood Vessel Diseases, Ministry of Health, dr. Theresia Sandra Diah Ratih said the Indonesian Minister of Health Budi Gunadi Sadikin had appointed Cipto Mangunkusumo Hospital (RSCM) as the coordinator for developing a network of hospitals for kidney disease services. 
"We have tried to create a network of hospitals for kidney disease services, and some hospitals are expected to be able to support regional hospitals to enable themselves better," said dr. Theresia. 
The government has provided services for early detection for the community at least once a year, both at the RT and RW levels. The service is in the form of Posyandu for productive age and the elderly. 

“Early detection is at least once a year. The whole community is expected to be able to access these services, including treatment and counseling for risk factors for kidney disease," he said. 
This news was broadcast by the Bureau of Communication and Public Services, Ministry of Health of the Republic of Indonesia. For further information, please contact the Halo Ministry of Health hotline number via hotline number 1500-567, SMS 081281562620, facsimile (021) 5223002, 52921669, and email address contact@kemkes.go.id (D2)
Head of Communication and Public Service Bureau
drg. Widyawati, MKM

Post a Comment

Konsultasi Bidan Kita

Previous Post Next Post