Tanggung Jawab Istri Mau Melahirkan, Suami Menunggu Dan Menolong, Setuju Nggak?
Secara biologis, memang istri yang menjalani kehamilan. Tapi, bagaimana pun juga, kehamilan bukan hanya tanggung jawab istri, tapi juga suami, nih. Setuju, gak?
Jadi, dari sejak awal kehamilan hingga waktu persalinan, jadilah suami yang siaga dengan ikut mengambil peran saat istri tercinta melahirkan, ya! Panduannya, bisa kamu lihat tuh, pada teks di gambar.
Sssttt... buat para ibu hamil, boleh lho, langsung mention suami supaya bisa tahu mengenai informasi ini, nih. ;)
Namun, kalau kamu memang sedang berhalangan, istri kamu bisa ditemani kok, oleh orang terdekat lain, misalnya ibu, saudara, atau sahabat. Yang penting, sebisa mungkin jangan biarkan istri melahirkan sendirian, ya.
Jika memang perlu dilakukan operasi caesar, minimal, ibu hamil tetap bisa ditemani sebelum waktu operasi. Meski mungkin kesannya sepele, tapi dukungan emosional saja diyakini sudah bisa membantu meringankan nyeri persalinan & melancarkan proses persalinan, lho.
Nah, buat para suami maupun anggota keluarga yang akan mendampingi proses persalinan, ada hal-hal yang perlu kamu persiapkan nih, yaitu:
- Menyiapkan dokumen rumah sakit, pakaian bersih, peralatan mandi, serta keperluan bayi, termasuk popok & pakaiannya. Upayakan untuk menaruhnya di dalam satu tas ya, agar lebih praktis & tak ada yang tertinggal.
- Mencari informasi yang akurat seputar proses persalinan, bisa dengan bertanya ke dokter saat jadwal kunjungan, membaca artikel di situs yang terpercaya, serta membaca buku.
- Mencoba untuk lebih sabar & memahami keluhan yang ibu hamil rasakan, serta berikan dukungan, misalnya dengan menawarkan pijatan atau menyiapkan makanan yang ia inginkan.
- Menyadari batasan pada diri sendiri & tidak memaksakan diri. Misalnya, kalau kamu takut melihat darah atau berada di ruang operasi, komunikasikan aja dan carilah solusi bersama yang tetap membuat ibu hamil merasa nyaman & didukung.
Buat pasangan yang hari perkiraan lahirnya sudah dekat, selamat & semangat, ya! Semoga prosesnya nanti lancar & bisa melihat senyuman Si Kecil
Mengingat hari perkiraan lahir udah semakin dekat, bikin deg-degan ya, Bumil?
Apalagi, setelah mendengar pengalaman ibu-ibu lainnya terkait rasa sakitnya, yang pokoknya "nikmat" banget, deh.
Tapi mungkin ada yang bingung, kayak apa sih, rasanya? Beneran mirip kayak sensasi mulas pas mau BAB?
Oke, buat yang butuh perkiraan gambaran rasa sakitnya, agar bisa lebih mempersiapkannya, simak penjelasan berikut, ya!
Seperti yang sudah disebutkan pada gambar, rasa sakit saat kontraksi menjelang persalinan cukup sulit dideskripsikan. Tapi secara teori, awalnya, memang bisa mirip dengan sensasi mulas saat BAB. Dan bahkan sebenarnya, ada juga, lho, ibu hamil yang benar-benar BAB.
Soalnya gini. Kontraksi persalinan menandakan bahwa bayi sudah semakin turun ke jalan lahir (serviks terbuka 4-10 cm). Nah, hal ini bisa memicu tekanan yang besar di bagian bawah perut, sekaligus mendorong pergerakan usus yang memicu keluarnya feses.
Jadi gak usah malu/takut nantinya Bumil malah BAB saat mengejan, ya, karena normal kok, & para tenaga medis udah terbiasa menghadapinya.
Ada juga nih, beberapa petunjuk umum lainnya yang bisa menggambarkan kontraksi menjelang persalinan, yaitu:
- Mirip dengan kram saat haid, tapi akan terasa beberapa kali lebih berat.
- Mirip seperti perut kembung/begah.
- Rasa tak nyaman di seluruh bagian perut, mulai dari bagian depan, kanan, kiri, hingga ke punggung, serta terasa keras. Panggul juga terasa seperti ditekan.
Berbagai sensasi gak nyaman ini dapat terasa selama 45 detik-1 menit, dengan jeda 3-5 menit. Selain itu, akan keluar lendir bercampur darah/berwarna merah muda.
Terus, kontraksi persalinan juga gak bisa diredakan dengan minum air putih, mengubah posisi tubuh, berbaring miring ke kiri, mandi air hangat, atau mengatur pola napas. Semakin lama, nyeri kontraksi pun akan terasa semakin intens, hingga Si Kecil akhirnya lahir.
Nah, jadi kalau Bumil mengalami tanda-tanda kontraksi persalinan, segeralah minta bantuan keluarga untuk mengantarkan ke rumah sakit, ya!
Post a Comment