Penyakit Jantung Koroner: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Penyakit Jantung Koroner: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan


Penyakit jantung koroner menjadi salah satu penyebab tertinggi kematian di Indonesia, terutama pada usia produktif yang tinggal di perkotaan. Pemicu utamanya yaitu gaya hidup, rokok, manajemen stress yang buruk, dan pola makan yang tidak sehat. 

Kondisi ini terjadi akibat adanya penyempitan atau penyumbatan di dinding nadi koroner karena adanya endapan lemak dan kolesterol sehingga mengakibatkan suplai darah ke jantung menjadi terganggu. Penderita penyakit jantung koroner berpotensi mengalami henti jantung mendadak sudden cardiac death.  

Selama masa pandemi COVID-19, orang dengan penyakit penyerta (komorbid) jantung koroner, memiliki tingkat perburukan hingga kematian lebih tinggi saat terpapar virus. 

Untuk itulah, mengetahui penyakit jantung koroner sangatlah penting. Yuk, simak penjelasannya berikut ini. 


Apa itu penyakit jantung koroner?

Penyakit jantung koroner adalah gangguan fungsi jantung yang terjadi saat arteri koroner tersumbat oleh timbunan lemak. 

Arteri koroner sendiri merupakan pembuluh darah yang memasok darah dan oksigen ke otot jantung agar tetap memompa. Jantung membutuhkan oksigen dan zat gizi lain yang dibawa oleh darah agar dapat sehat.

Arteri koroner berada tepat di atas otot jantung dan memiliki empat arteri koroner utama:

  • Arteri koroner kanan.
  • Arteri koroner kiri.
  • Arteri desendens anterior kiri.
  • Arteri sirkumfleksa kiri.

Kondisi ini membuat otot jantung menjadi kekurangan darah karena penyumbatan atau penyempitan pada pembuluh darah koroner akibat kerusakan lapisan dinding pembuluh darah (Aterosklerosis). 

Dalam suatu serangan jantung, bagian dari otot jantung akan mati ketika tidak mendapatkan darah. 

Penyebab jantung koroner

Penyebab jantung koroner adalah adanya penumpukan zat lemak secara berlebihan di lapisan dinding nadi pembuluh koroner. Biasanya, ini dipengaruhi oleh pola makan yang kurang sehat dan kecanduan rokok. 

Selain itu, kondisi medis tertentu seperti hipertensi dan kolesterol tinggi juga dapat menjadi penyebab penyakit jantung koroner.

Adapun sejumlah faktor lain yang meningkatkan risiko penyakit jantung koroner adalah sebagai berikut: 

Gaya hidup

Kebiasaan mengkonsumsi makanan cepat saji yang biasanya mengandung natrium yang tinggi (makanan asin), bisa meningkatkan kolesterol dalam darah dan tekanan darah. 

Apalagi jika Sahabat MIKA jarang mengonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran. Maka tubuh akan kekurangan vitamin dan mineral yang sangat diperlukan jantung.

Kecanduan rokok

Bisa dibilang rokok adalah salah satu yang menjadi faktor berbagai jenis penyakit. Asap rokok yang dihirup dapat menjadi penyebab berbagai penyakit, mulai dari kanker paru, gangguan kehamilan dan janin, hingga penyakit jantung. 

Hal ini karena di dalam tembakau yang terdapat pada rokok, terkandung berbagai zat berbahaya bagi tubuh, seperti kandungan nikotin yang bisa membuat jantung berdetak lebih kencang lebih dari normal.

Selain itu, karbon monoksida yang merupakan gas beracun yang dapat menghalangi pasokan oksigen ke jantung.  

Diabetes

Diabetes adalah salah satu penyakit dapat meningkatkan terjadinya penyakit jantung koroner. 

Hal ini karena diabetes mempermudah terjadinya penurunan fungsi pembuluh darah sehingga lemak jahat (LDL) mudah untuk menempel di dinding pembuluh darah dan menyebabkan penyempitan.


Hipertensi

Hipertensi dapat melukai dinding arteri dan menurunkan fungsi dinding pembuluh darah sehingga mempermudah kolesterol LDL juga dapat menempel di dinding pembuluh darah dan meningkatkan penimbunan plak.

Bahkan, saat kerusakan pada pembuluh darah jantung terjadi sudah cukup parah, aliran darah menuju otot-otot jantung akan terhambat sehingga dapat menyebabkan terjadi serangan jantung mendadak.

Obesitas

Saat seseorang mengalami obesitas, maka risiko penyakit jantung koroner akan meningkat hingga empat kali lebih tinggi jika dibandingkan pemilik berat badan ideal.

Kelebihan berat badan atau obesitas ini dapat meningkatkan tekanan darah tinggi dan ketidaknormalan lemak. Kemudian, obesitas juga akan meningkatkan kadar gula darah yang tentu akan menyebabkan diabetes. 

Stres

Stres kerap terjadi lantaran reaksi alami tubuh saat dihadapkan pada kondisi sulit, seperti tekanan pekerjaan, emosi, dan kesibukan bekerja sehingga tubuh kurang gerak. Namun, faktanya, stres dapat memicu terjadinya penyakit jantung. 

Pasalnya, saat seseorang stres, maka napas menjadi lebih cepat. Sahabat MIKA juga dapat mengalami nyeri dada, keluarnya keringat berlebih, mual, tekanan darah yang meningkat hingga detak jantung tak beraturan. Hal ini disebabkan penyumbatan pada arteri yang membuat aliran tidak lancar. 

Riwayat keluarga

Seseorang dengan riwayat keluarga penyakit jantung akan lebih tinggi beresiko mengalami penyakit jantung dibandingkan orang lain. Terutama pada seseorang yang mengalami penyakit jantung pada usia muda yaitu kurang dari 55 tahun pada pria dan kurang dari 60 tahun pada wanita. 

Jadi, saat seseorang yang mempunyai anggota keluarga menderita penyakit jantung koroner atau stroke ataupun mati mendadak, maka sebaiknya harus lebih berhati-hati dan lebih cepat melakukan pemeriksaan deteksi penyakit jantung koroner.

Kenali penyakit jantung koroner lebih dalam melalui tayangan Bincang Sehat MIKA, bersama dr. Tito Phurbojoyo, Sp.JP, FIHA: 

Gejala Penyakit Jantung Koroner

Lalu, apa saja ciri-ciri dan gejala penyakit jantung koroner? Berikut ini diantaranya:

  • Nyeri dada sebelah kiri
  • Sesak nafas
  • Irama jantung tak beraturan
  • Keringat dingin
  • Mual dan muntah 

Sahabat MIKA juga mungkin mengalami lebih banyak gejala ketika aliran darah mulai  terbatas. Jika penyumbatan memotong aliran darah sepenuhnya atau hampir seluruhnya, otot jantung akan mulai mati jika tidak dipulihkan. Kondisi inilah yang merupakan serangan jantung.

Pengobatan penyakit jantung koroner

Jika anda merasakan gejala awal penyakit jantung ataupun pernah mengalami serangan jantung ringan, sebaiknya jangan abaikan. Apalagi jika gejala terasa menyiksa atau berlangsung lebih dari lima menit.  

Berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan ketika mengalami gejala penyakit jantung koroner:

Hubungi layanan gawat darurat

Karena gejala penyakit arteri koroner bisa menjadi gejala serangan jantung, maka sebaiknya meminta bantuan atau menghubungi nomor telepon layanan gawat darurat rumah sakit terdekat.  

Meminta bantuan medis, dapat menyelamatkan jantung dari kerusakan yang lebih parah dan bahkan dapat menghindari akibat yang lebih fatal seperti kematian.  Risiko kematian terbesar dari serangan jantung terjadi dalam kurun waktu satu jam setelah terjadi serangan jantung.

Perawatan yang cepat dan tepat dari tim medis dapat menyelamatkan otot jantung dari kerusakan yang tidak dapat diperbaiki. Semakin banyak otot jantung yang terselamatkan, semakin efektif jantung akan kembali memompa dan bekerja setelah serangan.   

Diagnosis

Bila telah terjadi penyumbatan, tindakan medis umumnya diambil adalah dengan pemeriksaan kateterisasi dan pemasangan cincin (stent) untuk menjaga agar pembuluh darah koroner tidak tersumbat atau menyempit. 

Selain itu, ada beberapa tindakan untuk mendiagnosis penyakit jantung koroner, yaitu: 

  • Elektrokardiogram: tes pemantauan sinyal listrik yang berjalan melalui jantung dengan tujuan untuk  menentukan apakah Anda pernah mengalami serangan jantung.
  • Ekokardiogram: Tes pencitraan menggunakan gelombang ultrasound untuk membuat gambar jantung. Hasil tes ini mengungkapkan apakah hal-hal tertentu di jantung berfungsi dengan baik.
  • Stress test: Tes khusus untuk mengukur stres pada jantung selama aktivitas fisik dan saat istirahat. Tes ini memantau aktivitas listrik jantung saat Anda berjalan di atas treadmill atau mengendarai sepeda stasioner.  
  • Kateterisasi jantung 
  • CT scan jantung 

Perubahan gaya hidup

Agar terhindar dari penyakit jantung koroner, Sahabat MIKA dapat memulai perubahan gaya hidup, dengan cara: 

  • Perhatikan pola makan. Hindari makanan yang banyak mengandung lemak atau yang mengandung kolesterol tinggi.  
  • Berhenti merokok 
  • Hindari Stres 
  • Kontrol tekanan darah 
  • Olahraga secara teratur untuk membakar lemak dalam tubuh dan menjaga tetap bugar
  • Kontrol berat badan agar tetap ideal

Pemberian obat-obatan

Berbagai obat juga dapat digunakan untuk mengobati penyakit arteri koroner. Menurut Kementerian Kesehatan pengobatan diberikan berupa obat-obatan golongan nitrat (seperti Isosorbid dinitrat, cedocard, Nitral atau farsorbid) yang diberikan di bawah lidah.

Pemberian obat-obatan ini dilakukan beberapa kali hingga penderita mendapat pertolongan di rumah sakit. Namun, untuk pengobatan akan disesuaikan oleh Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah saat Anda melakukan konsultasi.

Operasi

Apabila konsumsi obat tidak efektif dalam mengalami gejala, maka dokter akan meminta pasien melakukan tindakan medis lain, seperti operasi. Jenis operasi untuk pengobatan penyakit jantung koroner adalah sebagai berikut: 

  • Angioplasti koroner atau pasang ring jantung yang umum dilakukan ketika seseorang mengalami serangan jantung dengan tujuan melancarkan peredaran darah dan mencegah penyempitan arteri terjadi lagi. Prosedurnya dengan memasukkan kateter ke bagian arteri yang menyempit lalu mengembangkan balon kecil melalui kateter untuk melebarkan arteri tersebut.  
  • Bypass jantung yang dilakukan ketika ditemukan lebih dari satu arteri yang tersumbat. Prosedur ini dilakukan dengan pengambilan pembuluh darah dari bagian tubuh lain dengan tujuan agar darah dapat kembali mengalir lancar melalui rute yang baru.
  • Transplantasi jantung yang dilakukan ketika kerusakan jantung sangat parah dan tidak bisa diatasi dengan obat. Prosedur ini dilakukan dengan mengganti jantung yang rusak dengan jantung sehat dari pendonor.

Lakukan skrining jantung

Skrining jantung adalah pemeriksaan dini yang paling tepat terutama jika Anda memiliki anggota keluarga yang menderita penyakit jantung koroner sebelumnya. Selain itu, Anda yang memiliki faktor risiko lainnya juga sebaiknya melakukan skrining jantung.

Prosedur skrining jantung ini biasanya terdiri treadmillechocardiography maupun angiografi koroner sesuai kondisi pasien. Mitra Keluarga memiliki paket skrining jantung yang dapat Sahabat MIKA pilih. 

Apabila Anda mengalami salah satu gejalanya, sebaiknya melakukan pemeriksaan dan konsultasi dengan Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah. 

Untuk memudahkan ketika ingin melakukan janji temu dengan dokter, buat janji konsultasi terlebih dahulu secara online melalui website Mitra Keluarga. 

Sahabat BIDAN KITA juga bisa memanfaatkan layanan telemedicine yang dimiliki oleh Mitra Keluarga. 

Semoga informasi ini bermanfaat, ya!

 

BIDAN KITA,

 

life.love.laughter


Artikel ini telah ditinjau oleh: dr. Alfaria Elia Rahma Putri

Sumber rujukan:  

Apa itu Penyakit Jantung Koroner ? (2018) from: http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/hipertensi-penyakit-jantung-dan-pembuluh-darah/apa-itu-penyakit-jantung-koroner 

Penyakit Jantung Koroner Didominasi Masyarakat Kota (2021), from: https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20210927/5638626/penyakit-jantung-koroner-didominasi-masyarakat-kota/ 

What Is Coronary Artery Disease? (2020), from: https://www.healthline.com/health/coronary-artery-disease 

Coronary artery disease (2020), from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/coronary-artery-disease/symptoms-causes/syc-20350613 

Coronary Artery Disease (2020), from: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/16898-coronary-artery-disease 

Post a Comment

Konsultasi Bidan Kita

Previous Post Next Post