JANGAN MARAH YA AYAH BUNDA KALAU DITEGUR ANAK

JANGAN MARAH YA AYAH BUNDA KALAU DITEGUR ANAK




Sahabatku sesama orang tua yg sedang berusaha belajar menjadi orang tua yang lebih baik dan selalu memperbaiki diri, izinkanlah kami bertutur sebuah kisah yang kami alami sendiri di rumah kami.


Semoga kisah ini bisa memberi manfaat bagi saya pribadi dan kita semua selaku orang tua.

Sahabatku,


Dido anaku yang pertama adalah anak yang berhati lembut dan sangat konsisten meskipun tidak menonjolkan berbagai kehebatan dalam hal sains dan teknologi dan nilai2 akademik, tapi ia adalah anak yang sangat jujur, berkata santun, baik hati suka menolong dan sangat koopratif serta sayang sekali pada adiknya dan orang tuanya dan kami sungguh bahagia dan bangga dengan sosok guru kecil kami ini,


saya ayahnya sedang terus berusaha memberikan contoh yang baik, namun sayangnya kerap kali tanpa sadar tidak menepati secara konsisten apa yang saya telah ajarkan pada anak saya


saya menyadari menjadi orang tua yang baik untuk di contoh anak tidaklah mudah karena mungking saya dulu telah di didik selama bertahun-tahun di sebuah sistem pendidikan (sekolah dan rumah) yang lebih mementingkan nilai akademik dan angka2, ketimbang ahlak, etika prilaku dan karakter.


Semisal saja kami mengajarkan bahwa setiap habis memakai note book (milik Dido pribadi) perlu di tutup dengan kain (warna kuning) agar tidak kotor dan tidak masuk debu, dan mematikan mouse (wireless) agar hemat baterry.


Tapi tak ayal ketika saya meminjam note book anak saya (karena speednya jauh lebih baik) sementara note book saya adalah keluaran 10 tahun yang lalu (tapi masih layak di pakai), Saya sendiri malah sering kali lupa menutup dengan kain dan mematikan mousenya.


Satu kali, dua kali saya di tegur secara lisan dan halus oleh anak saya, dan segera saya meminta maaf, atas kesalahan ini sambil memeluk dan menciumnya dan mengucapkan terimakasih telah di ingatkan.


Namun untuk yang ketiga kali atau mungkin lebih rupanya anak saya sudah bosan mengingatkan, dan kali ini ia memiliki cara lain yang membuat saya Kagum sekaligus "tertampar".


Ia tidak lagi mau bicara lisan kepada saya untuk mengingatkan, melainkan ia menuliskan sesuatu di atas note booknya, yang pada akhirnya membuat saya selalu sadar, terjaga dan ingat setiap kali selesai meminjam note booknya.


Awalnya saya kaget ketika membaca tulisan ini di atas note book anak saya.... namun saya bersyukur bahwa telah memiliki seorang anak yang konsisten dan berperilaku lembut dalam mengingatkan orang tuanya yang mungkin sudah sulit sekali di ingatkan secara lisan. 


Iapun menitikkan air mata ketika untuk kesekian kalinya saya peluk dan cium sambil meminta maaf, dan berjanji untuk selalu menutup note book dan mematikan mousenya serta meletekkan dalam laci agar lebih rapi.


dan akhirnya saya pun menuliskan hal ini sebagai bentuk pelajaran kehidupan dan evaluasi diri bagi saya pribadi juga mungkin untuk kita semua para orang tua.

Post a Comment

Konsultasi Bidan Kita

Previous Post Next Post