Ketahui Jenis Penyakit Rematik Beserta Gejala dan Penyebabnya
Penyakit rematik sering kali dikelompokkan dalam arthritis atau radang sendi. Tetapi sebenarnya arthritis hanya salah satu cakupan kondisi rematik. Selain rheumatoid arthritis ada kondisi lain dari penyakit rematik, seperti osteoarthritis, lupus, sindrom Sjögren, ankylosing spondylitis, dan sebagainya.
Rematik adalah penyakit autoimun dan inflamasi yang menyebabkan sistem kekebalan malah menyerang sendi dan struktur jaringan sekitarnya (tendon, ligamen, sinovia, otot, sendi, tulang dan otot), dan bisa juga mengenai organ lain
Kondisi ini termasuk sebagian besar bentuk radang sendi dan spondyloarthropathies (kondisi peradangan tulang belakang), yang biasanya menyakitkan, kronis, dan progresif. Penyakit ini juga bisa semakin memburuk dari waktu ke waktu sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari.
Sahabat MIKA sebaiknya mengetahui diagnosis dan pengobatan dini dapat memperlambat perkembangan banyak penyakit rematik.
Yuk, kenali jenis-jenis penyakit rematik, gejala, penyebab, diagnosis, hingga cara mengobatinya pada artikel berikut ini.
Jenis-jenis penyakit rematik
Penyakit rematik cenderung mempengaruhi bagian-bagian berikut dari sistem muskuloskeletal, yang meliputi sendi, otot, tulang, tendon dan ligamen.
Menurut WHO ada sekitar 150 jenis penyakit, yang dikelompokkan menjadi:
- Penyakit degeneratif (osteoartritis)
- Penyakit jaringan ikat (penyakit autoimun)
- Penyakit spondiloartropati
- Penyakit metabolik (asam urat atau gout artritis)
- Penyakit akibat infeksi
- Penyakit ekstra artikuler (otot, tendon,tulang)
- Penyakit akibat kerja/trauma
- Penyakit Fibromyalgia
- Penyakit akibat keganasan
Adapun beberapa jenis penyakit rematik yang paling banyak dialami oleh masyarakat, yaitu:
1. Osteoartritis
Jenis yang pertama merupakan penyakit rematik yang banyak dijumpai di masyarakat. Kondisi ini terjadi ketika menipisnya tulang rawan sendi yang sering dialami oleh orang tua yang berusia di atas 40 tahun.
Osteoartritis mengenai sendi penyangga tubuh, seperti lutut, pinggul, tulang belakang, jari-jari tangan, dan kaki. Gejala osteoartritis meliputi nyeri dan kaku sendi disertai bunyi Krek.
Faktor risiko yang meningkatkan osteoarthritis adalah obesitas, diabetes melitus, dan trauma.
Sejumlah ahli reumatologi menganggap osteoartritis tidak dianggap sebagai penyakit rematik. Hal ini karena osteoartritis disebabkan oleh penurunan alami tulang rawan dan tulang di sekitar sendi, bukan peradangan.
2. Rematoid artritis
Selanjutnya ada juga rematoid artritis merupakan kelompok penyakit autoimun yang terkait dengan faktor genetik. Kondisi ini ditandai dengan keradangan pada sendi kecil-kecil yang bersifat simetris di mana sistem kekebalan malah menyerang persendian.
Gejalanya meliputi nyeri dan kaku sendi jari-jari tangan lebih dari 1 jam disertai bengkak sendi. Adapun sendi yang terserang yaitu jari-jari, siku, bahu, pergelangan tangan atau kaki yang mengakibatkan kecacatan karena adanya kerusakan sendi.
Ketika sistem kekebalan Anda menyerang persendian ini, itu menyebabkan rasa sakit, peradangan, dan kekakuan. Hal ini dapat menyebabkan degenerasi sendi. Orang dengan RA dapat kehilangan fungsi sendi atau bahkan mengalami kelainan bentuk pada sendi yang terkena.
Rematoid artritis membutuhkan pengobatan sepanjang hidup untuk mengurangi kerusakan sendi. Tetapi di lain waktu gejalanya bisa kurang parah atau bisa hilang sama sekali (remisi).
Penyakit sistemik ini juga dapat mempengaruhi organ tubuh utama seperti mata, paru-paru, kulit, jantung, ginjal, dan sistem saraf dan pencernaan, yang juga dapat mempengaruhi darah sehingga menyebabkan anemia.
3. Lupus
Berikutnya adalah sistemik lupus eritematosus (SLE) adalah penyakit autoimun sistemik yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh Anda menyerang jaringan dan organ Anda sendiri, menyebabkan kerusakan pada sendi dan organ.
Lupus dikenal sebagai penyakit seribu wajah yang melibatkan semua organ tubuh. Penyakit ini lebih banyak menyerang wanita, bisa mengenai bayi atau anak sampai dewasa. Kondisi ini terkait dengan faktor genetik dan lingkungan
Gejalanya ringan dan berat jika mengenai ginjal,otak, paru, dan jantung. Bila mengenai organ vital, angka kematiannya tinggi. Meskipun lupus bisa menjadi penyakit yang parah dan terkadang mengancam jiwa, banyak orang dengan lupus mengalami versi ringannya.
4. Scleroderma
Scleroderma ditandai dengan pengerasan jaringan kulit, pembuluh darah dan sendi akibat pembentukan kolagen yang berlebihan. Kondisi ini juga tergolong penyakit autoimun yang bisa mengenai organ dalam tubuh, seperti saluran cerna, jantung, paru, dan ginjal.
Saat seseorang terkena scleroderma, kulit dan jaringan ikat tubuh lainnya menjadi mengeras. Hal ini terjadi ketika terlalu banyak kolagen, sejenis protein, diproduksi, menyebabkannya menumpuk di dalam tubuh.
Orang dengan skleroderma mungkin mengalami gerakan terbatas karena pengencangan dan pengerasan kulit. Kulit juga mungkin terlihat berkilau karena sangat kencang.
Ada beberapa kriteria tertentu untuk diagnosis ini, yaitu:
- Calcinosis: pengendapan kalsium di kulit
- Penyakit Raynaud: sensitivitas dingin atau stres dengan perubahan warna ekstremitas
- Dis motilitas esofagus: kesulitan menelan
- Telangiectasias: pelebaran pembuluh darah kecil seperti laba-laba yang memucat dengan tekanan
5. Spondiloartropati
Kelompok penyakit ini ditandai dengan kelainan tulang belakang, yaitu penyatuan tulang belakang. Akibatnya, tulang belakang menjadi kaku dan membungkuk sehingga penderita kesulitan menggerakkan badan.
Selain itu, bisa juga mengenai sendi-sendi perifer, tendon, organ jantung, paru dan mata. Keluhannya nyeri dan kaku pinggang disertai bengkak sendi lutut, pergelangan kaki, bahu, dan siku.
6. Gout artritis (encok)
Gout artritis disebut juga artritis pirai yang terjadi akibat penumpukan asam urat di sendi. Kondisi ini banyak pada laki-laki. Bentuk radang sendi ini ditandai dengan akumulasi kristal urat di sendi, seringkali sendi besar jempol kaki menyebabkan pembengkakan dan nyeri.
Asam urat dapat mengendap di ginjal dan kulit. Bisa menjadi kronis bila hiperurisemia tidak mendapat pengobatan, ini merupakan bentuk kecacatan.
Kondisi ini terjadi ketika asam urat menumpuk di tubuh, lalu dapat membentuk kristal di bagian tertentu dari tubuh, terutama kulit dan persendian.
Orang dengan asam urat mengalami nyeri sendi, kemerahan, dan bengkak, sering mempengaruhi jempol kaki, tetapi dapat berdampak pada sendi lainnya juga. Serangan asam urat, diobati dengan benar, bisa sembuh dalam waktu seminggu. Pengobatan yang paling utama dari kondisi ini yaitu diet ketat makanan tinggi asam urat.
7. Sindrom Sjogren
Selanjutnya sindrom Sjogren yaitu kondisi autoimun di mana sistem kekebalan tubuh menyerang kelenjar yang memproduksi air liur dan air mata. Gejala utamanya adalah mulut kering dan mata kering.
Sindrom Sjogren juga dapat mempengaruhi bagian lain dari tubuh termasuk sendi, kulit, dan saraf. Ketika ini terjadi, Sahabat MKA mungkin merasakan nyeri pada persendian atau otot, kulit kering, ruam, dan neuropati.
8. Penyakit rematik lainnya
Kemudian, ada juga jenis penyakit rematik lainnya, meliputi:
- Fibromyalgia: gangguan rematik yang dikenal menyebabkan rasa sakit yang meluas, masalah tidur, kelelahan, dan masalah dengan memori atau konsentrasi.
- Infectious Arthritis: bentuk arthritis yang tiba-tiba dan menyakitkan yang disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, arthritis menular dapat dengan cepat dan permanen merusak sendi.
- Psoriatic arthritis (PsA): jenis radang sendi yang mempengaruhi beberapa orang yang menderita psoriasis, PsA terutama mempengaruhi kulit dan persendian, catat Arthritis Foundation.
- Demam rematik: artritis, panas, carditis (timbulkan kecacatan pada katup jantung).
Gejala rematik
Pada umumnya penyakit rematik menimbulkan nyeri atau kaku sendi, kadang disertai pembengkakan dan kemerahan. Lalu, ciri-ciri rematik lainnya, antara lain:
- Kaku pinggang atau leher
- Gerakan sendi menjadi terbatas
- Nyeri gerak sendi
- Nyeri otot
- Pada penyakit rematik yang bersifat sistemik biasanya disertai gejala, meliputi demam, lemah,bengkak tubuh sesak, radang mata.
Penyebab dan faktor risiko penyakit reumatik
Penyakit ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh berbalik menyerang sendi, otot, tulang, dan organ tubuh lainnya. Sampai saat ini tidak semua penyakit rematik bisa dijelaskan sebabnya.
Beberapa penyakit rematik sudah diketahui penyebabnya yaitu osteoartritis dan gout (asam urat).
Lalu ada juga kelompok penyakit autoimun yang dduga ada kaitan antara genetik, lingkungan dan infeksi. Ada juga sekelompok penyakit merupakan penyakit diturunkan (familial)
Faktor genetik berperan dalam banyak penyakit rematik. Dalam beberapa kasus, gen tertentu telah diidentifikasi yang terkait dengan suatu kondisi. Dalam kasus lain, memiliki riwayat keluarga dengan suatu kondisi menempatkan Anda pada risiko yang lebih tinggi.
Ada juga faktor lain yang dapat meningkatkan risiko terkena penyakit rematik, meliputi:
- Usia: sejumlah kondisi, seperti RA, risiko meningkat seiring bertambahnya usia. Sememntara lupus, scleroderma radang sendi psoriatik, dan spondilitis ankilosis lebih sering terjadi antara masa dewasa awal dan usia paruh baya. I
- Jenis kelamin: RA, lupus, skleroderma, sindrom Sjogren, dan polimialgia reumatik lebih sering terjadi pada wanita. Sementara penyakit rematik lainnya, seperti asam urat dan ankylosing spondylitis, cenderung lebih sering terjadi pada pria.
- Paparan infeksi, terutama jenis lupus, skleroderma, dan polimialgia rematik
- Kondisi yang mendasari, seperti memiliki tekanan darah tinggi, hipotiroidisme, diabetes, obesitas, menopause dini, dan penyakit ginjal dapat menempatkan pada peningkatan risiko asam urat.
Diagnosis penyakit rematik
Secara umum, tidak ada tes khusus yang dapat mendiagnosis penyakit rematik. Dokter akan ingin mendiskusikan gejala dan memeriksa tanda-tanda pembengkakan, kekakuan, atau kemerahan yang terlihat pada persendian.
Jika dokter mencurigai memiliki semacam penyakit rematik, maka pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk membantu menyingkirkan kemungkinan penyebab lain dari gejala yang ditimbulkan.
Pemeriksaan lain yang dilakukan untuk mendiagnosis penyakit rematik antara lain:
- Darah lengkap : Hb, leukosit, trombosit, LED
- Pemeriksaan foto radiology: CT scan ,MRI
- Urinalysis: protein, bilirubin, urobilin, tanda infeksi
- Antibody: ANA, dsDNA, Rheumatoid factor,
- Analisa cairan sendi
Cara mengobati penyakit rematik
Setelah Sahabat MIKA didiagnosis mengalami rematik, maka ada beberapa pilihan pengobatan rematik, yaitu:
- Obat-obatan untuk mengobati penyakit rematik, bersama dengan obat yang digunakan untuk mengobati gejalanya termasuk rasa sakit dan peradangan.
- Istirahat dan relaksasi
- Olahraga
- Diet yang tepat
- Terapi fisik seperti fisioterapi
- Pemakaian alat bantu, seperti tongkat, brace, atau kawat gigi
- Operasi
Jika mengalami memiliki keluhan terkait persendian, segera periksakan diri ke dokter. Untuk memudahkan ketika ingin melakukan janji temu dengan dokter, buat janji konsultasi terlebih dahulu secara online melalui website Mitra Keluarga.
Sahabat MIKA juga bisa memanfaatkan layanan telemedicine yang dimiliki oleh Mitra Keluarga.
Semoga informasi ini bermanfaat, ya!
Sumber rujukan:
What Are Rheumatic Diseases? Symptoms, Causes, Diagnosis, Treatment, and Prevention (2020), from: https://www.everydayhealth.com/rheumatic-diseases/guide/
What Are the Different Types of Rheumatic Diseases? (2019), from: https://www.healthline.com/health/rheumatic-diseases
Rheumatology and Rheumatic Diseases (2019), from: https://www.webmd.com/rheumatoid-arthritis/an-overview-of-rheumatic-diseases