Daging Sapi vs Daging Kambing, Mana yang Lebih Tinggi Kolesterol?

Daging Sapi vs Daging Kambing, Mana yang Lebih Tinggi Kolesterol?



Berbagai menu dari daging sapi dan daging kambing dihidangkan saat Lebaran. Diantara keduanya, mana yang lebih tinggi

Jelang akhir bulan puasa, banyak orang seakan berlomba menyusun menu untuk dinikmati di hari Lebaran. Banyak dari menu tersebut menggunakan bahan dasar daging, yang cukup sering adalah daging sapi dan daging kambing. Kira-kira, manakah yang mengandung kadar kolesterol lebih tinggi?

Berbagai makanan khas Indonesia akan disajikan untuk dinikmati bersama keluarga, sebut saja ketupat, opor, semur, dan gulai, yang tentunya mengandung daging sapi atau kambing.

Kedua daging tersebut memang digemari oleh sebagian besar orang Indonesia. Namun, masih banyak yang belum memahami soal kandungan zat gizi, termasuk kolesterol dalam daging sapi maupun daging kambing.

Ada yang menjauhi daging kambing karena dianggap mengandung lemak yang tinggi, tetapi ada juga yang menghindari daging sapi karena khawatir berat badan dan kolesterolnya melonjak.

Kolesterol Daging Sapi vs Daging Kambing

Dalam 3 ons atau sekitar 85 gram daging kambing mengandung 122 kalori, 2,6 gram lemak, dan 64 miligram kolesterol. Sementara, dalam jumlah yang sama, daging sapi mengandung 179 kalori, 7,9 gram lemak, dan 73,1 miligram kolesterol.

Dari perbandingan tersebut, kamu tentu dapat melihat bahwa daging sapi ternyata mengandung kolesterol dan lemak lebih banyak dibanding daging kambing. Bahkan bila dibandingkan dengan sumber protein hewani lainnya seperti daging ayam, daging kambing masih lebih rendah. Dalam 85 gram daging ayam, terdapat 162 kalori, 6,2 gram lemak, dan 76 miligram kolesterol.

Tak hanya kandungan kolesterolnya yang relatif lebih rendah dibanding jenis daging yang lain, daging kambing pun kaya akan zat gizi lainnya, salah satunya adalah zat besi. Daging kambing mengandung zat besi yang lebih tinggi dibanding daging sapi. Selain itu, molekul zat besi dalam daging kambing pun lebih kecil, sehingga mudah dicerna dalam usus.

Berdasarkan fakta-fakta di atas, tentu kamu dapat melihat bahwa daging kambing nyatanya dapat menjadi alternatif sumber protein hewani yang lebih sehat dan aman, terutama bagi para penderita kolesterol tinggi.

Terlepas dari apapun pilihanmu, daging sapi atau daging kambing, yang terpenting adalah bagaimana Kamu mengolah dan menyajikannya. Yang membuat kedua daging ini mengandung tinggi kolesterol sering kali adalah cara pengolahan yang tidak tepat.

Tips sehat mengolah daging

Daging sapi maupun daging kambing sering diolah menggunakan santan kental menjadi gulai atau menjadi sate. Biasanya ditambahkan dengan siraman bumbu kacang yang sudah jelas tinggi kandungan lemak dan kolesterolnya. Sebaiknya daging kambing maupun daging sapi dibakar atau dipanggang dibandingkan digoreng.

Selain itu, beberapa kiat berikut dapat kamu lakukan ketika memasak olahan daging:

  • Pilih bagian dengan lemak paling sedikit. Pada daging sapi, pilihlah potongan pinggang atau has dalam yang sedikit kandungan lemaknya.
  • Potong semua lemak yang terlihat di permukaan daging.
  • Bila kamu ingin menggoreng atau menumis daging, gunakan minyak yang lebih sehat, yaitu minyak zaitun atau minyak kanola. Kedua minyak tersebut lebih rendah kandungan lemak tidak jenuhnya.
  • Gunakan sari buah untuk melunakkan daging yang dibakar atau dipanggang. Hal ini juga dapat meningkatkan cita rasa daging.
  • Hindari konsumsi olahan daging seperti nugget atau sosis. Makanan olahan tersebut umumnya mengandung garam yang tinggi, sehingga dapat memicu tekanan darah tinggi.
  • Hidangkan menu daging bersama kacang-kacangan dan sayuran.

Kandungan kolesterol dalam daging kambing memang lebih rendah daripada daging sapi. Terlepas dari itu, cara mengolah dan memasak kedua daging tersebut juga penting. Ketahui cara mengolahnya dengan tepat agar jangan sampai daging yang nikmat dan sehat malah mendatangkan penyakit kolesterol di saat Lebaran.

Post a Comment

Konsultasi Bidan Kita

Previous Post Next Post