Proses Pembuahan

Proses Pembuahan


ketika pria berhasil mengeluarkan cairan mani yang mengandung sperma pada saat orgasme, cairan ini nantinya akan bergerak ke dalam rahim mencari jalan untuk bertemu dengan sel telur.

Sperma akan menempuh perjalanan dari leher rahim menuju saluran indung telur atau tuba falopi, tempat di mana sel telur berada.

Ketika sperma berhasil bertemu sel telur maka terjadilah proses pembuahan. Dari jutaan sperma, hanya satu yang berhasil menembus sel telur. Kemudian, sel telur akan membentuk lapisan agar sperma lain tidak dapat menembus masuk.

*Berapa Lama Sperma Butuh Waktu Mencapai Sel Telur?*
Jika sperma sendiri mencapai tuba falopi dalam waktu 5 – 10 menit setelah berhubungan.

Jika sperma tidak berhasil menemukan sel telur, maka sperma akan tetap bertahan hingga 2 – 3 hari setelah berhubungan seksual dalam saluran reproduksi wanita.

Selain itu, jika pasangan suami istri yang merencanakan program hamil disarankan untuk berhubungan 2 – 3 hari sekali mengingat waktu hidup sperma dalam saluran reproduksi wanita.

*Pasca Proses Pembuahan*
Ketika sel telur selesai dibuahi, zigot akan membentuk sel baru. Sel-sel ini akan bergerak dari tuba falopi menuju rahim. Sel-sel tersebut akan membelah diri menjadi 100 sel, sel inilah yang bernama embrio blastokista.

Selanjutnya embrio akan tertanam di dinding rahim yang nantinya akan berkembang menjadi janin. Proses penempelan embrio pada dinding rahim disebut sebagai implantasi.

Pada saat proses implantasi inilah biasanya wanita akan mengalami pendarahan ringan atau flek yang disebut sebagai pendarahan implantasi. Pendarahan implantasi biasanya akan terjadi selama 2 hari.

Nantinya dinding rahim akan menguat dan leher rahim akan tertutup pada cairan sehingga menjadi tempat yang layak untuk janin berkembang dengan baik.

Setelah embrio berhasil menempel pada dinding rahim, calon ibu akan mengalami sejumlah tanda-tanda awal kehamilan, seperti mual, pusing, telat menstruasi, lebih mudah Lelah, konstipasi atau perut kembung, flek atau pendarahan implantasi, frekuensi buang air kecil lebih sering, hingga perubahan suasana hati.

Namun pada kasus tertentu ada kalanya terjadi kehamilan ektopik. Kondisi ini terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi justru tertanam di luar rahim, misalnya tuba falopi. Jika kondisi ini terjadi maka tentu memerlukan penanganan medis.

*Apakah Sperma Bisa Bertahan di Luar Tubuh?*
Sperma merupakan sel gamet yang memiliki bentuk menyerupai kecebong yang terdiri atas kepala, leher, dan ekor. Ukuran sperma sendiri sangat kecil sehingga hanya mampu dilihat oleh mikroskop. Jika selama ini banyak yang menganggap air mani merupakan sperma maka itu keliru. Hal ini lantaran, sperma merupakan yang terkandung pada air mani.

Jika sperma dapat bertahan pada saluran reproduksi wanita selama 2 – 3 hari maka berbeda dengan ketahanan sperma di luar tubuh. Menurut beberapa penelitian, sperma hanya dapat bertahan di udara bebas selama 3 menit setelah cairan mani mengering. Namun berapa lama waktu yang dibutuhkan air mani untuk mengering tentu bervariasi, tergantung dari kelembapan lingkungan.

*Kesimpulan*
Proses pembuahan merupakan sebuah cikal bakal kehamilan. Perjalanan sperma untuk mencapai tujuannya diperlukan waktu paling cepat 45 menit. Hal ini juga dapat dilihat dari pergerakan (motilitas) sperma dalam mencari sel telur. Jika Anda dan pasangan sedang melakukan program hamil maka disarankan untuk berhubungan 2 – 3 hari sekali. Semoga impian Anda mendapatkan buah hati berbuah manis.


Post a Comment

Konsultasi Bidan Kita

Previous Post Next Post