Di Keluarkan Didalam Saat Hamil Boleh Atau Tidak? Inilah Jawabannya
Sebenarnya berhubungan seks disaat hamil boleh dan tidak dilarang, asalkan tahu batas-batas keamanan yang boleh dilakukan. Hal ini sudah pernah dibahas Luvizhea.com pada artikel sebelumnya, Waktu yang aman berhubungan seks saat hamil.Sebagian besar dari Ibu hamil sering mempertanyakan, apakah boleh berhubungan seks saat hamil?
Tetapi sekarang yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah Ketika hamil, berhubungan seks dengan cairan sperma dikeluarkan didalam apakah berbahaya untuk kehamilan dan janin?
Layanan
Pada beberapa kasus kehamilan yang beresiko, dalam melakukan hubungan seks, walau sekalipun tanpa memasukkan sperma ke dalam vagina atau sudah menggunakan kondom sekalipun, akan tetap menimbulkan resiko, seperti flek atau rasa mulas. Flek ini bisa berbahaya untuk kehamilan. Karena adanya flek menandakan bahwa ada masalah dengan janin Ibu. Sedangkan rasa mulas itu bisa menandakan adanya kontraksi rahim dini, sehingga bisa menyebabkan terjadinya keguguran atau kelahiran prematur.
Jadi garis besarnya cairan sperma tidak berbahaya, kecuali bila suami sedang mengalami infeksi alat kelamin atau menderita AIDS.
Bagi Ibu hamil yang rawan terjadi keguguran atau pernah mengalami flek sebelumnya, seperti Luvizhea.com jelaskan diatas, sedapat mungkin saat berhubungan seks tidak mengeluarkan cairan sperma di dalam vagina. Karena biar bagaimanapun cairan dari sperma ini mengandung zat Prostaglandin, zat ini akan memicu reaksi kontraksi dini dan kram pada perut, sehingga bisa menyebabkan kelahiran prematur, atau ancaman keguguran apabila usia kehamilan masih muda.
Jadi garis besarnya cairan sperma tidak berbahaya, kecuali bila suami sedang mengalami infeksi alat kelamin atau menderita AIDS.
Bagi Ibu hamil yang rawan terjadi keguguran atau pernah mengalami flek sebelumnya, seperti Luvizhea.com jelaskan diatas, sedapat mungkin saat berhubungan seks tidak mengeluarkan cairan sperma di dalam vagina. Karena biar bagaimanapun cairan dari sperma ini mengandung zat Prostaglandin, zat ini akan memicu reaksi kontraksi dini dan kram pada perut, sehingga bisa menyebabkan kelahiran prematur, atau ancaman keguguran apabila usia kehamilan masih muda.
READ MORE
Layanan