What diseases should you not consume coconut water for? Here are the 6 lists
OUR MIDWAY - Coconut water is one of the drinks rich in nutrients and has many health benefits.
Coconut water is low in sugar and calories, and contains electrolytes, vitamins and minerals, making it best suited to help improve hydration.
However, it is not safe for everyone to consume coconut water, especially those who suffer from certain diseases.
Here are some diseases whose sufferers are advised to avoid consuming coconut water:
1. Kidney disease
People with chronic kidney disease usually need to limit potassium intake in food and drink to manage the disease.
Quoted from the Health page, you can choose plain water instead of coconut water to avoid consuming too much potassium.
Coconut water is rich in potassium, where eight fluid ounces (oz) or one cup of coconut water contains 396 milligrams of potassium (8.4 percent of the daily requirement).
2. High blood pressure
Coconut water is generally safe for consumption by someone who suffers from high blood pressure. However, you need to avoid it when taking high blood pressure medication or supplements.
Drinking large amounts of coconut water while taking medication or herbal supplements to lower blood pressure can potentially cause hypotension (dangerously low blood pressure).
3. Allergies
It is quite rare for someone to have a coconut water allergy problem, especially since the amount of coconut protein in coconut water is very small.
Usually, proteins trigger an immune reaction in people who have allergies. You may need to avoid consuming coconut water if you have a coconut or tree nut allergy.
Coconut is in the tree nut category, so people who are allergic to tree nuts may also be sensitive to coconut.
4. Diarrhea
Coconut water can help you rehydrate when you have diarrhea. However, it can have a laxative effect in some people, especially if consumed in large quantities.
Reporting from the Healthline page, coconut water can cause diarrhea because of the potassium, FODMAP and added sugar or sweeteners (in packaged coconut water).
Avoid consuming coconut water if it triggers diarrhea or digestive discomfort. Make sure to drink enough coconut water and choose unsweetened coconut water.
5. Cystic fibrosis sufferers
Quoting Kompas.com (12/20/2023), sufferers of cystic fibrosis should avoid consuming coconut water because it can make their condition worse.
Cystic fibrosis is a condition where the mucus in the body becomes thicker and stickier.
Coconut water contains low levels of sodium but is quite high in potassium. Meanwhile, people with cystic fibrosis have low salt levels in the body, so they need to be increased.
6. People with “cold body” conditions
For individuals with cold body conditions or those who often experience cold hands and feet, it is not recommended to drink coconut water.
coconut water has properties that can cool the body.
This condition can disrupt the balance of metabolic activity, which can cause weakness and fatigue in those who have a cold body condition
Penyakit Apa yang Tidak Boleh Mengonsumsi Air Kelapa? Berikut 6 Daftarnya
OUR MIDWAY - Air kelapa termasuk salah satu minuman kaya nutrisi dan memiliki banyak manfaat bagi kesehatan.
Air kelapa rendah gula dan kalori, serta mengandung elektrolit, vitamin, dan mineral, sehingga paling cocok untuk membantu meningkatkan hidrasi.
Meski demikian, tidak semua orang aman untuk mengonsumsi air kelapa, khususnya bagi mereka yang menderita penyakit-penyakit tertentu.
Berikut beberapa penyakit yang penderitanya disarankan untuk menghindari mengonsumsi air kelapa:
1. Penyakit ginjal
Penderita penyakit ginjal kronis biasanya perlu membatasi asupan kalium dalam makanan maupun minuman untuk mengelola penyakit tersebut.
Dikutip dari laman Health, Anda dapat memilih air putih daripada air kelapa untuk menghindari konsumsi terlalu banyak kalium.
Air kelapa kaya akan kalium, di mana dalam delapan ons cairan (oz) atau satu cangkir air kelapa mengandung 396 miligram kalium (8,4 persen dari nilai kebutuhan harian).
2. Darah tinggi
Air kelapa umumnya aman dikonsumsi oleh seseorang yang menderita darah tinggi. Namun perlu menghindarinya ketika mengonsumsi obat atau suplemen tekanan darah tinggi.
Minum air kelapa dalam jumlah banyak saat mengonsumsi obat atau suplemen herbal untuk menurunkan tekanan darah berpotensi menyebabkan hipotensi (tekanan darah rendah yang berbahaya).
3. Alergi
Cukup jarang seseorang yang memiliki masalah alergi air kelapa, apalagi jumlah protein kelapa dalam air kelapa sangat sedikit.
Biasanya, protein memicu reaksi imun pada orang yang memiliki alergi. Anda mungkin perlu menghindari konsumsi air kelapa jika memiliki alergi kelapa atau kacang pohon.
Kelapa termasuk dalam kategori kacang pohon, jadi orang yang alergi terhadap kacang pohon mungkin juga sensitif terhadap kelapa.
4. Diare
Air kelapa dapat membantu Anda kembali terhidrasi saat mengalami diare. Namun, ia dapat memiliki efek pencahar pada sebagian orang, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah banyak.
Dilansir dari laman Healthline, air kelapa dapat menyebabkan diare karena kandungan kalium, FODMAP, dan gula atau pemanis tambahan (pada air kelapa kemasan).
Hindari konsumsi air kelapa jika memicu diare atau ketidaknyamanan pada pencernaan. Pastikan untuk minum air kelapa secukupnya dan pilih jenis air kelapa tanpa pemanis.
5. Penderita cystic fibrosis
Mengutip Kompas.com (20/12/2023), penderita cystic fibrosis sebaiknya menghindari konsumsi air kelapa lantaran dapat memperparah kondisinya.
Cystic fibrosis adalah kondisi di mana lendir-lendir di dalam tubuh menjadi lebih kental dan lengket.
Air kelapa mengandung kadar natrium rendah namun memiliki kalium yang cukup tinggi. Sementara penderita cystic fibrosis memiliki kadar garam dalam tubuh yang rendah, sehingga perlu ditingkatkan.
6. Orang dengan kondisi “tubuh dingin”
Bagi individu dengan kondisi tubuh yang dingin atau mereka yang sering mengalami tangan dan kaki yang dingin tidak dianjurkan minum air kelapa.
Dilansir dari laman Kompas.com (8/9/2024), air kelapa memiliki sifat yang dapat mendinginkan tubuh.
Kondisi ini dapat mengganggu keseimbangan aktivitas metabolisme, sehingga dapat menyebabkan kelemahan dan kelelahan pada mereka yang memiliki kondisi “tubuh dingin”.