11 Bahaya Obesitas yang Harus Diwaspadai dan Pencegahannya

11 Bahaya Obesitas yang Harus Diwaspadai dan Pencegahannya



Obesitas atau kegemukan, adalah kondisi medis berupa kelebihan lemak tubuh. Terdapat dampak dan bahaya obesitas yang merugikan bagi kesehatan karena dapat menyebabkan berbagai penyakit hingga menurunkan harapan hidup.

Sebagian besar penyebab obesitas yaitu kombinasi antara kelebihan asupan energi makanan dan kurangnya aktivitas fisik. Selain itu, meningkatnya ketergantungan masyarakat pada makanan yang padat energi dan cepat saji yang mengandung karbohidrat, gula, atau lemak juga meningkatkan risiko kegemukan. 

Lalu, apa saja bahaya obesitas bagi kesehatan? Bisakah obesitas dicegah? Yuk, cari tahu penjelasannya pada artikel berikut.

Kapan seseorang dikatakan obesitas? 

Obesitas adalah penumpukan lemak yang berlebihan akibat ketidakseimbangan asupan energi (energy intake) dengan energi yang digunakan (energy expenditure) dalam waktu lama.

Kondisi ini merupakan hasil perpaduan antara faktor genetik dan faktor lingkungan.

Untuk mengetahui apakah Sahabat MIKA obesitas atau overweight, hanya perlu menghitung indeks massa tubuh (IMT/BMI) dengan rumus berikut:

BMI = berat badan (kg) / (tinggi (m) x tinggi (m))

Seseorang dikatakan kelebihan berat badan (overweight) apabila BMI lebih besar dari 25. Namun, jika angkanya mencapai 30 atau lebih, artinya sudah masuk ke dalam kategori obesitas yang harus diwaspadai. 

Secara umum obesitas dapat dibagi atas dua kelompok besar yakni:

  • Obesitas Tipe Android (sentral): banyak dialami oleh kaum pria dengan badan berbentuk gendut seperti gentong, perut membuncit ke depan. Risiko yang timbul diantaranya penyakit jantung koroner, diabetes, dan stroke.
  • Obesitas Tipe Ginoid: banyak pada kaum wanita terutama yang telah masuk masa menopause. Cirinya yaitu panggul dan pantatnya besar, dari jauh tampak seperti buah pir.

Ketahui bagaimana cara menjaga berat badan tetap ideal dengan menyaksikan tayangan Bincang Sehat MIKA bersama dr. Michael Triangto, Sp.KO berikut ini: 

Bahaya dan dampak obesitas 

Obesitas dapat meningkatkan berbagai risiko penyakit tertentu yang juga dipicu oleh asupan makanan yang berlebihan, kurangnya aktivitas fisik, kerentanan genetik, gangguan endokrin, obat-obatan, hingga penyakit psikiatri. 

Berikut ini beberapa bahaya obesitas bagi tubuh: 

1. Penyakit jantung dan stroke

Kementerian Kesehatan RI menjelaskan kalau obesitas dapat meningkatkan risiko penyakit penyakit jantung koroner sampai empat kali lebih tinggi dibandingkan mereka yang memiliki berat badan normal.

Orang dengan berat badan berlebih dapat memicu lonjakan kadar kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida tetapi di sisi lain juga menurunkan kadar kolesterol baik. Hal inilah yang menjadi faktor risiko penyakit jantung. 

Sementara, risiko stroke meningkat terjadi saat lemak berlebih membuat peradangan jaringan tubuh sehingga meningkatkan penyumbatan darah.  

2. Diabetes 

Obesitas dapat mempengaruhi cara tubuh menggunakan insulin untuk mengontrol kadar gula darah. Ketika seseorang memiliki berat badan berlebih, maka akan meningkatkan kadar asam lemak dan peradangan.

Hal ini akan menyebabkan resistensi insulin, yang pada gilirannya dapat menyebabkan diabetes tipe 2. 

3. Obstructive sleep apnea

Bahaya obesitas berikutnya yaitu mengalami obstructive sleep apnea atau gangguan yang berpotensi serius di mana pernapasan berulang kali berhenti dan dimulai saat tidur.

Timbunan lemak pada seseorang yang kelebihan berat badan di saluran pernapasan bagian atas mempersempit jalan napas. Ketika ini terjadi, ada penurunan aktivitas otot di wilayah ini, yang menyebabkan episode hipoksia dan apnea, yang pada akhirnya menyebabkan sleep apnea.

Ciri-ciri sleep apnea adalah tidur mendengkur, rasa kantuk yang berlebihan di siang hari, insomnia, hingga  terengah-engah saat tidur. 

4. Kanker tertentu

Obesitas dapat meningkatkan risiko kanker rahim, leher rahim, endometrium, ovarium, payudara, usus besar, rektum, kerongkongan, hati, kandung empedu, pankreas, ginjal dan kanker prostat.

Jika mengalami obesitas, tipe sel khusus yang berfungsi untuk melawan kanker akan tersumbat oleh lemak sehingga tidak berfungsi. Alhasil, sel kanker bisa berkembang bebas.

5. Osteoarthritis

Osteoarthritis merupakan jenis arthritis atau peradangan di sendi yang membuatnya menjadi nyeri dan kaku. Penyakit ini sering menyerang tangan, lutut, pinggul, tulang punggung, maupun sendi-sendi yang lain. 

Seseorang yang obesitas dapat meningkatkan tekanan pada sendi yang menahan beban sekaligus meningkatkan peradangan di dalam tubuh. Faktor-faktor ini dapat menyebabkan komplikasi seperti osteoarthritis.

6. Asma

Sesak napas merupakan hal yang paling sering dikeluhkan oleh orang yang memiliki berat badan berlebih. Pada akhirnya, gangguan pernapasan seperti asma menjadi lebih rentan terjadi pada orang obesitas. 

Pemicunya tak lain karena kelebihan lemak di sekitar perut dan dada sehingga membuat paru-paru terhimpit dan harus bekerja lebih keras supaya dapat mengembang.

Selain itu, penumpukan lemak pada paru orang yang obesitas juga mempengaruhi struktur normal saluran udara. Hal ini juga menghalangi fungsi saluran udara dan menyebabkan peradangan di paru-paru.

7. Tekanan darah tinggi

Seseorang yang obesitas memiliki tekanan darah tinggi, kolesterol darah tinggi, dan kadar trigliserida tinggi. Pada orang obesitas  resistensi pembuluh darah sistemik akan meningkat sehingga memicu tekanan darah tinggi atau hipertensi.

Risiko hipertensi akan semakin tinggi seiring dengan semakin banyaknya kenaikan berat badan seseorang. Hal ini berkaitan dengan indeks massa tubuh dan lemak tubuh. 

8. Masalah pencernaan dan hati

Obesitas meningkatkan kemungkinan mengembangkan sakit perut, penyakit kandung empedu dan masalah hati. Menurut Yayasan Gastroenterologi Indonesia, obesitas mempengaruhi gerakan lambung yang pada akhirnya akan mengganggu waktu kecepatan pengosongan lambung. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya dispepsia dengan gejala perut terasa penuh dan rasa tidak nyaman. 

Selain itu, obesitas juga menyebabkan terjadinya perubahan bakteri usus yang meningkatkan risiko pankreatitis (radang pankreas), iritasi usus, hingga kanker lambung, usus besar, dan pankreas. 

Pada organ hati orang yang obesitas, akan terjadi perlemakan hati karena pemecehan lemak yang berlebihan. Penumpukan lemak tersebut juga memicu gangguan fungsi hati yang jika dibiarkan akan memicu peradangan hati hingga keganasan pada hati.

9. Gagal ginjal

Selanjutnya obesitas juga memicu terjadinya peradangan di tubuh dan gangguan pada ginjal. Saat seseorang kelebihan berat badan, maka ginjal bekerja lebih keras untuk menyaring darah lebih banyak (hiperfiltrasi) untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh yang juga meningkat. 

Apabila terjadi peningkatan peran fungsi ini, maka lama-kelamaan akan merusak ginjal hingga memicu penyakit gagal ginjal dan penyakit ginjal kronik.

10. Varises

Varises adalah gangguan pada pembuluh darah vena yang sering tampak berwarna biru atau ungu tua. Kondisi ini terjadi karena melemahnya katup pembuluh darah. 

Kelebihan berat badan salah satu pemicu pelemahan katup pembuluh darah ini. Sebab, saat terjadi obesitas, maka akan menambah tekanan pada katup darah. Selanjutnya, sirkulasi darah pun menjadi tidak lancar, sehingga menyebabkan varises.

11. Berkurangnya kualitas hidup

Obesitas dapat menurunkan kualitas hidup secara keseluruhan. Sahabat MIKA mungkin tidak dapat melakukan aktivitas fisik dengan bebas layaknya orang dengan berat badan normal. 

Selain itu, orang dengan obesitas juga rentan mengalami diskriminasi dan bullying. Masalah terkait berat badan lainnya yang dapat memengaruhi kualitas hidup meliputi depresi, muncul perasaan malu dan bersalah, mengisolasi diri, dan menurunnya prestasi. 

Cara mencegah obesitas

Dr. Hyhot Mausar, Sp.PD, dokter spesialis penyakit dalam Mitra Keluarga membagikan tips menurunkan dan mencegah obesitas. Pencegahan Obesitas dapat dilakukan dengan diet, latihan fisik, penggunaan obat-obatan, hingga pembedahan. 

Program diet dapat menghasilkan penurunan berat badan dalam jangka pendek. Mempertahankan penurunan berat badan ini seringkali merupakan hal yang sulit dan memerlukan latihan terus menerus. 

Untuk upaya pencegahan obesitas, WHO merekomendasikan meningkatkan konsumsi sayur, buah dan biji-bijian, atasi asupan kalori dari lemak jenuh dan diganti dengan lemak tidak jenuh serta membatasi asupan gula. 

Jangan lupa untuk melakukan latihan fisik selama 1 jam setiap hari, 20 menit olahraga (3 kali seminggu), dan jangan duduk lebih dari 2 jam.

Apabila usaha dengan diet dan berolahraga tidak membuahkan hasil yang memuaskan, dr. Hyhot Mausar, Sp.PD menyarankan Sahabat MIKA untuk berkonsultasi dengan dokter agar diberikan pengobatan. 

Umumnya, obat untuk obesitas terdiri dari dua kelompok yakni obat yang bekerja di usus menghambat penyerapan lemak atau kalori ke dalam tubuh, dan obat yang bekerja secara sentral pada pusat pengaturan nafsu makan di otak, sehingga nafsu makan dapat ditekan. 

Selain itu, upaya pembedahan juga dapat dilakukan melalui beberapa mekanisme, seperti operasi dengan melakukan pemotongan sebagian usus, operasi bariatrik dengan memasang klem pada lambung, penyedotan lemak perut atau liposuction, dan mesoterapi, yaitu suntikan ke bawah kulit untuk membakar lemak.

Pencegahan obesitas harus menjadi agenda penting dalam kesehatan masyarakat, terutama pada usia anak dan remaja. Umumnya obesitas dimulai pada usia muda, dan berakibat munculnya kegemukan pada usia muda. 

Oleh karena itu, kesadaran akan hidup sehat dengan berat badan ideal adalah kunci utama memerangi obesitas dengan mencegahnya sejak dini.

Pastikan untuk selalu memeriksakan diri ke dokter dan melakukan medical checkup rutin untuk mengetahui kondisi tubuh terkini. Untuk memudahkan ketika ingin melakukan janji temu dengan dokter, buat janji konsultasi terlebih dahulu secara online melalui website Mitra Keluarga. 

Sahabat MIKA juga bisa memanfaatkan layanan telemedicine yang dimiliki oleh Mitra Keluarga. 

Semoga informasi ini bermanfaat, ya!

Sumber rujukan:  

Yuk, simak apa saja dampak obesitas? (2021), from; http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/obesitas/yuk-simak-apa-saja-dampak-obesitas 

Obesity (2021), from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/obesity/symptoms-causes/syc-20375742 

Obesity (2020), from: https://www.healthline.com/health/obesity 

Jika Anda Gemuk, Waspadai Penyakit-penyakit Saluran Cerna Ini! (2020), from: http://ygi.or.id/jika-anda-gemuk-waspadai-penyakit-penyakit-saluran-cerna-ini/ 

Post a Comment

Konsultasi Bidan Kita