Kapan Anak Boleh Minum Susu UHT?
Susu adalah salah satu minuman yang penting bagi pertumbuhan anak, karena merupakan sumber kalsium, vitamin A, dan vitamin D.
Salah satu jenis susu yang sering dikonsumsi adalah susu sapi utuh yang bisa ditemukan dalam bentuk UHT maupun pasteurisasi.
Selain susu yang sudah diolah, ada juga susu sapi utuh yang mentah atau belum diolah dengan pasteurisasi maupun UHT.
Namun, susu sapi mentah ini tidak direkomendasikan untuk dikonsumsi karena mengandung kuman yang berbahaya bagi anak.
Susu UHT untuk anak biasanya lebih digemari, karena praktis dan tidak perlu disimpan di lemari es.
Kandungan susu UHT, terutama protein dan kalsium, merupakan nutrisi yang sangat penting untuk menunjang pertumbuhan gigi dan tulang anak.
Memiliki kandungan nutrisi, bolehkah susu UHT diberikan pada anak semua usia? Simak penjelasannya berikut ini.
Usia Ideal Anak Boleh Minum Susu UHT
Para ahli menyarankan bahwa susu UHT tidak dikonsumsi oleh anak semua usia. Konsumsi susu sapi utuh sebaiknya dimulai ketika anak sudah mencapai usia 12 bulan atau 1 tahun.
Artinya, bayi (di bawah usia 1 tahun) tidak boleh mengonsumsi susu UHT. Berikut ini alasan susu UHT harus dikonsumsi anak yang berusia mulai dari 1 tahun:
- Bayi belum mampu mencerna susu sapi utuh dengan sempurna. Hal ini dapat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan bayi.
Ketika sudah teriritasi, maka kemungkinan terjadi pendarahan tidak kasat mata dan menyebabkan bayi kurang darah.
Risiko pendarahan di saluran pencernaan bayi 40% akibat minum susu sapi utuh sebelum menginjak usia 1 tahun.
- Susu sapi utuh memiliki kadar protein dan mineral yang terlalu tinggi untuk anak di bawah 1 tahun.
Jika kadar protein dan mineral dalam tubuh berlebih, maka harus dibuang melalui kencing. Kondisi ini membuat beban ginjal meningkat.
Ketika bayi kekurangan cairan dalam jangka waktu panjang, baik itu akibat keringat atau kencing terlalu banyak, risiko ia mengalami dehidrasi berat pun meningkat.
- Susu sapi utuh yang belum difortifikasi memiliki kadar zat besi, vitamin C, dan vitamin E yang rendah, sehingga bayi memiliki risiko kekurangan zat gizi ini.
Pada jangka panjang, bayi berisiko mengalami anemia akibat defisiensi zat besi, apalagi jika terjadi perdarahan saluran cerna seperti yang disebutkan di atas.
- Susu sapi tidak memiliki kadar DHA yang cukup untuk perkembangan otak bayi
WHO juga menyarankan agar bayi diberikan ASI secara eksklusif (artinya hanya ASI saja tanpa campuran cairan lain termasuk air putih dan susu sapi) selama 6 bulan dan dilanjutkan hingga usia 2 tahun.
Persatuan dokter anak Amerika pun menyarankan bayi diberikan ASI hingga minimal usia 1 tahun.
Apabila terdapat kondisi ASI tidak dapat diberikan kepada bayi, jangan diganti dengan susu UHT.
Pengganti ASI yang baik adalah susu formula, karena memiliki kadar protein dan mineral yang sudah disesuaikan dengan kemampuan fungsi organ dan kebutuhan bayi.
Meskipun tidak dianjurkan untuk anak di bawah usia 1 tahun, susu UHT masih bisa digunakan untuk campuran MPASI. Produk turunan susu seperti keju dan yogurt juga boleh diberikan.
Perhatikan ini Sebelum Memberi Susu UHT untuk Anak
Susu UHT di pasaran terdiri dari 3 jenis:
- Susu full cream atau whole fat – memiliki kadar lemak lebih dari 3,25%
- Susu low fat atau rendah lemak – memiliki kadar lemak 0,5 – 3,25%
- Susu skim – memiliki kadar lemak 0 – 0,5%
Ketiga jenis susu ini berbeda kadar lemaknya, namun memiliki kadar protein dan mineral lainnya yang sama. Bagaimana memilih jenis susu UHT yang tepat untuk anak?
1. Anak usia 1-2 tahun
Usia ini adalah periode emas pembentukan otak, sehingga lemak pun sangat dibutuhkan.
Oleh karena itu, para ahli menyarankan agar pemberian susu UHT pada usia ini adalah dalam bentuk whole fat atau full cream untuk mencukupi kebutuhan lemak anak.
Beberapa penelitian menunjukkan, pemberian susu rendah lemak pada usia dini justru malah meningkatkan risiko obesitas dan penyakit jantung pada dewasanya kelak. Jumlah yang direkomendasikan adalah 2-3 gelas sehari atau 500-750 ml sehari.
2. Anak usia 2-5 tahun
Pada usia ini, lemak masih menjadi zat gizi yang penting untuk pertumbuhan anak-anak namun sudah dibatasi.
Para ahli pun menyarankan memberikan susu rendah lemak atau susu skim, terutama pada anak yang berisiko obesitas.
Jumlah yang direkomendasikan adalah 2-2,5 gelas sehari atau 500-625 ml sehari. Namun perlu diperhatikan, memilih susu untuk anak pada usia pertumbuhan sangatlah penting, terutama setelah disapih dari ASI.
Si kecil mungkin membutuhkan susu UHT whole fat pada usia di atas 2 tahun. Ada pula anak yang membutuhkan susu low fat, atau justru susu formula.
Hindari juga pemberian susu UHT yang diberi perasa, karena biasanya mengandung pemanis yang kurang baik untuk anak.
Di samping itu, saat sudah terbiasa minum susu beraneka rasa, kelak anak akan memiliki kebiasaan minum minuman manis. Kondisi ini bisa berujung pada obesitas.
Jika masih ragu dalam memilih, sebaiknya konsultasi kepada dokter untuk menentukan jenis susu pengganti ASI yang tepat untuk anak.
Pertanyaan lain seputar anak dan informasi kesehatan lainnya bisa Mama sampaikan lewat fitur Tanya Dokter atau Temu Dokter di aplikasi Klikdokter.