Leukemia: Kenali Gejala, Penyebab, Pencegahan, dan Cara Pengobatan Sebelum Terlambat
Leukemia merupakan jenis kanker yang bisa terjadi baik pada orang dewasa maupun anak-anak. Menurut Globocan pada tahun 2020, terdapat lebih dari 470,000 kasus baru leukimia dan lebih dari 311,000 kematian yang diakibatkan oleh leukimia di seluruh dunia, dengan kasus paling banyak ditemukan di negara – negara Asia. Di Indonesia sendiri, menurut data dari WHO pada tahun 2020, terdapat 11,979 kematian yang diakibatkan oleh leukimia yang merupakan kanker dengan kasus kematian tertinggi nomor enam.
Sayangnya, gejala leukemia sering kali diacuhkan karena dianggap sama dengan penyakit lain. Gejala leukemia biasanya muncul setelah sel kanker berkembang banyak dan menyerang sel-sel tubuh. Sebelum terlambat, yuk deteksi kanker darah sedini mungkin bersama MAGI!
Apa Itu Leukemia
Jenis-Jenis Leukemia
Terdapat dua jenis leukemia apabila dilihat dari tingkat keparahannya, yaitu leukemia akut dan leukemia kronik.
1. Leukemia Akut
Dikutip dari laman Rumah Sakit Mitra Keluarga, Leukemia akut ditandai dengan perjalanan penyakit yang sangat cepat, mematikan dan memburuk. Jika tidak segera diobati, maka bisa menyebabkan kematian hanya dalam hitungan minggu bahkan hari. Ada dua sub jenis leukemia akut, yakni:
- Leukemia Limfoblastik Akut (ALL), terjadi saat sumsum tulang terlalu banyak memproduksi limfoblas (sel darah putih jenis limfosit yang belum matang).
- Menyerang 75% pasien anak-anak umur 3-4 tahun dan orang dewasa di atas 65 tahun.
- Leukemia Myeloid Akut (AML), terjadi saat sumsum tulang memproduksi mieloblas atau sel mieloid yang tidak matang secara berlebih. Menyerang 80% pasien dewasa di atas 40 tahun.
2. Leukemia Kronik
Leukemia kronis memiliki perjalanan penyakit yang tidak cepat. Sehingga, pasien yang mengidapnya memiliki harapan hidup yang lebih lama. Terdapat dua sub jenis kanker darah leukemia kronik berdasarkan jenis selnya, diantaranya:
- Leukemia Myelositik Kronik (CML), terjadi saat sumsum tulang tidak bisa memproduksi sel mieloid yang matang. Jenis leukemia ini umumnya menyerang pasien setengah baya dan bisa juga menyerang anak-anak, namun kasusnya sangat sedikit.
- Leukemia Limfositik Kronis (CLL), terjadi saat sumsum tulang mulai memproduksi limfosit abnormal secara berlebihan dan perlahan menyebabkan kanker. Kanker darah ini banyak menyerang pasien wanita yang sudah berumur 55 tahun ke atas.
Gejala Leukemia
Pada awalnya, leukemia sering kali tidak menimbulkan tanda-tanda. Gejala baru muncul ketika sel kanker sudah makin berkembang dan mulai menyerang sel tubuh. Gejala yang muncul pun bervariasi, tergantung jenis leukemia yang diderita. Berikut ini adalah beberapa gejala leukemia berdasarkan stadiumnya yang bisa Anda cermati.
1. Gejala leukemia stadium awal
Risiko penyakit di stadium awal biasanya rendah karena penyakit belum menyebar atau mempengaruhi organ lainnya. Namun kita tetap harus mewaspadai gejala kanker darah stadium awal. Dikutip dari National Foundation for Cancer Research berikut adalah gejala yang harus diwaspadai:
- Sering demam atau suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius
- Badan mudah menggigil kedinginan
- Kelelahan terus-menerus, padahal tidak sedang banyak beraktivitas
- Tulang atau sendi sering sakit
- Berat badan turun, padahal tidak sedang diet atau olahraga intens
- Kelenjar getah bening, liver, atau limpa bengkak
- Kurang darah yang ditandai lemas, sakit kepala, atau pucat
- Bintik kecil merah pada kulit (Petechiae)
- Mudah berdarah atau memar
2. Gejala leukemia stadium akhir
Saat leukemia sudah mencapai stadium akhir atau kronis pertanda bahwa sudah sangat sulit untuk disembuhkan. Biasanya pasien dengan stadium akhir dapat diobati untuk mencegah komplikasi dengan penyakit lain. Pada pasien yang berada di stadium ke empat, ditandai dengan adanya penyebaran sel kanker menuju organ lainnya (salah satunya paru - paru), anemia akut, dan penurunan trombosit dengan sangat cepat.
Penyebab Leukemia
Belum diketahui secara pasti mengapa seseorang bisa terkena kanker darah atau leukemia dan mengapa sumsum tulang belakang bisa memproduksi leukosit secara berlebihan. Sementara itu, dilansir dari laman Alodokter ada beberapa faktor risiko yang bisa menyebabkan leukemia, yaitu:
- Genetika
Memiliki keluarga dengan riwayat leukemia akan meningkatkan risiko pada keturunannya. Selain itu, pengidap down syndrome atau gangguan kesehatan langka lainnya juga berisiko tinggi mengalami kanker darah.
- Gaya Hidup Tidak Sehat
Orang yang memiliki kebiasaan merokok bisa menaikkan risiko leukemia myelogenous lho. Selain itu, beberapa makanan yang mengandung karsinogen seperti daging olahan (sosis, smoked beef, nugget, dll) dan makanan yang diolah dengan cara dibakar juga bisa menyebabkan berbagai jenis kanker.
- Terpapar Radiasi dan Zat Kimia Berlebih
Zat kimia beracun seperti benzena yang sering ditemukan pada bahan bakar minyak di dunia industri kimia berisiko untuk memunculkan sel-sel kanker pada sumsum tulang.
Leukemia Pada Anak
Kanker pada anak dikategorikan dengan usia di bawah 18 tahun. Usia anak-anak rentan terkena kanker, bahkan lebih dari itu dapat menyebabkan kematian. Pola hidup dan makan makanan sehat harus diajarkan sejak kanak-kanak agar terhindar dari berbagai jenis kanker yang timbul pada usia dewasa.
Direktur Utama RS Kanker Dharmais, dr. Abdul Kadir mengungkapkan bahwa sebaiknya para orang tua mengenali 6 jenis kanker yang rentan menyerang anak. Salah satunya adalah leukemia atau kanker darah. Kepala Instalasi Anak RS Kanker Dharmais, dr. Haridini Intan mengatakan leukemia menjadi kasus kanker nomor satu dan semua anak bisa terkena kanker jenis tersebut. Bahkan di setiap rumah sakit yang terdapat fasilitas pengobatan kanker ada sekitar 70% anak dengan kanker leukemia.
Gejala yang biasanya dialami berupa pucat, lemah, nafsu makan menurun, demam, pembesaran hati, limpa dan kelenjar, kejang, perdarahan, nyeri tulang, serta pembesaran buah zakar dengan konsistensi keras.
Apakah Leukemia Bisa Sembuh?
Leukemia bisa sembuh bergantung pada pengobatan, jenis leukemia, stadium kanker dan respon terapi pasien. Semakin cepat pasien mendapatkan terapi, maka besar kemungkinan sel kanker tidak menyebar luas. Dokter spesialis hematologi onkologi akan menentukan metode pengobatan sesuai jenis leukemia yang diidap pasien. Dilansir dari laman Mitra Keluarga, secara umum terdapat pilihan pengobatan leukemia, diantaranya:
- Pengobatan suportif, yang terdiri dari transfusi darah, antibiotika, anti jamur, anti piretika.
- Kemoterapi: Sitostatika
- Terapi Radiasi
- Transplantasi Sumsum Tulang
- Antibodi Monoklonal sebagai jenis pengobatan terkini Leukemia
- Transplantasi Stemcell (autologus dan alogenik)
- Pembedahan
Pencegahan Leukemia
Walaupun belum ada cara efektif untuk mencegah leukemia, kamu bisa berupaya semaksimal mungkin untuk menekan risikonya, seperti dengan:
- Mulai berolahraga
- Konsumsi makanan sehat
- Stop merokok
- Gunakan alat perlindungan diri ketika berada di lingkungan bahan kimia
- Rutin medical check-up
1Penjaminan manfaat pada produk SmartCare Executive akan mengacu kepada ketentuan polis yang berlaku
Sumber: p2ptm.kemkes.go.id ; mitrakeluarga.com ; kesehatan.kontan.co.id ; alodokter.com ; kemkes.go.id ; gco.iarc.fr ; health.kompas.com ; mayoclinic.org