Mencegah Risiko Diabetes


Mencegah Risiko Diabetes

Jumlah penderita diabetes kian meningkat setiap tahunnya. Karena itu penting bagi semua orang untuk tahu bagaimana cara mencegah diabetes.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS Hermina, Malang, Jawa Timur, dr Syifa Mustika membagikan kiat tepat mencegah risiko diabetes. Langkah paling utama adalah mengubah pola hidup sehat. 

"Ubah life style (pola hidup) sehat dengan rajin berolahraga, konsumsi makanan sehat, dan hindari makanan instan dan minuman manis," ucap dr Syifa kepada NU Online, Senin (19/12/2022). 


Dr Syifa mengatakan diabetes menjadi salah satu penyakit penyebab kematian terbanyak di dunia, atau kerap disebut sebagai silent killer. 

"Kenapa begitu? Karena diabetes dapat mengenai semua organ tubuh tanpa disadari oleh si penderitanya. Tidak sedikit penderita diabetes menyadari dirinya terkena diabetes setelah penyakitnya parah atau stadium akhir," kata anggota Lembaga Kesehatan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini. 


Secara umum, terang dia, diabetes dibedakan menjadi dua jenis, yaitu diabetes tipe 1 dan tipe 2. Diabetes tipe 1 terjadi ketika tubuh tidak mampu memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup, sehingga glukosa atau gula yang dikonsumsi tidak dapat diolah.

Sementara, diabetes tipe 2 adalah kondisi saat tubuh tidak dapat menggunakan insulin sebagaimana mestinya. Di luar itu, diabetes juga dapat terjadi di masa kehamilan atau diabetes gestasional.

"Apa pun tipenya, penyakit ini kemudian dapat menyebabkan kadar gula darah menjadi tinggi. Jika dibiarkan berkepanjangan, gula darah tinggi yang tidak terkontrol ini dapat menimbulkan sejumlah komplikasi yang berbahaya," terang dr Syifa.

Untuk mengurangi risiko penyakit diabetes, baik itu tipe 1 atau 2, Anda bisa melakukan beberapa cara yang disarankan dr Syifa, sebagai berikut:

1. Menjalani olahraga secara rutin
Olahraga rutin dapat membantu tubuh menggunakan hormon insulin dengan lebih efektif, sehingga kadar gula dalam darah dapat lebih terkontrol. Dengan begitu, seseorang bisa terhindari dari penyakit diabetes.

"Sempatkan waktu berolahraga minimal 30 menit sehari. Yang ringan-ringan seperti  jogging, asalkan rutin," kata dr Syifa.

2. Menerapkan pola makan sehat
Menjalani pola makan sehat, ungkapnya, adalah salah satu kunci utama untuk terhindar dari diabetes. Maka disarankan untuk membatasi konsumsi makanan dan minuman tinggi gula, kalori, dan lemak, misalnya makanan olahan, kue, es krim, dan makanan cepat saji.

"Jangan terlalu banyak konsumsi gula, maksimal 4 sendok makan dalam sehari. Perbanyak konsumsi sayuran, buah, kacang, dan biji-bijian yang mengandung banyak serat dan karbohidrat kompleks," terang dia. 

3. Mengelola stres dengan baik
Ia juga mengungkapkan, stres yang tidak dikelola dengan baik dapat meningkatkan risiko diabetes. Hal ini karena saat mengalami stres, tubuh akan melepaskan hormon stres (kortisol) yang dapat meningkatkan kadar gula dalam darah.

Tidak hanya itu, saat stres tubuh juga akan cenderung lebih mudah lapar dan terdorong untuk makan lebih banyak. Oleh sebab itu, harus pandai dalam mengelola stres agar tidak melampiaskannya pada makan atau ngemil secara berlebihan.

4. Melakukan pengecekan gula darah secara rutin
Dokter Syifa menyarankan masyarakat agar rutin melakukan pengecekan gula darah setidaknya enam bulan sekali. Tujuannya adalah untuk mengontrol tekanan darah dan juga membantu meminimalkan risiko terkena penyakit berbahaya dan komplikasi serius.

"Ini penting untuk mengontrol tekanan darah dan juga membantu meminimalkan risiko terkena penyakit berbahaya, seperti diabetes," jelasnya. 

"Tidak ada salahnya melakukan ini untuk mendeteksi sedini mungkin kandungan gula darah dalam tubuh, sehingga apabila terkena diabetes, akan lebih cepat mendapatkan penanganan," imbuh dr Syifa.


Kenali 11 Gejala Diabetes, Nomor 1 Sering Tak Disadari

Diabetes adalah penyakit yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah. Diabetes juga lekat dengan sebutan ‘Silent Killer’ karena penyakit ini dapat mengenai semua organ tubuh. Gejalanya juga kerap terabaikan dan baru ditemukan ketika terjadi komplikasi.

Tren penyakit diabetes di Indonesia sendiri terus naik tiap tahunnya. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut, 13 persen dari penduduk Indonesia mengidap diabetes.

Lantas, apa saja gejala diabetes yang pada tubuh? Berikut NU Online merangkum 11 gejala diabetes, seperti dilansir dari laman resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

1. Meningkatnya frekuensi buang air kecil

Penderita diabetes akan lebih sering kencing daripada orang normal dan mengeluarkan lebih dari 5 liter air kencing per hari. Ini karena sel-sel di tubuh tidak dapat menyerap glukosa, ginjal mencoba mengeluarkan glukosa sebanyak mungkin.


Penderita biasanya akan terbangun beberapa kali untuk buang air kecil di malam hari. Itu pertanda ginjal tengah menyingkirkan semua glukosa ekstra dalam darah.

2. Rasa haus berlebihan

Dengan hilangnya air dari tubuh karena sering buang air kecil, penderita akan merasa haus. Rasa haus yang berlebihan itu menandakan tubuh mencoba mengisi kembali cairan yang hilang itu.

3. Penurunan berat badan

Kadar gula darah terlalu tinggi juga bisa menyebabkan penurunan berat badan yang cepat. Karena hormon insulin tidak mendapatkan glukosa untuk sel, yang digunakan sebagai energi, tubuh memecah protein dari otot sebagai sumber alternatif bahan bakar.

4. Mudah lapar

Rasa lapar yang berlebihan juga merupakan tanda diabetes. Ketika kadar gula darah menurun, tubuh mengira belum diberi makan dan lebih menginginkan glukosa yang dibutuhkan sel.

5. Mengalami permasalahan kulit

Kulit gatal dan kulit kering seringkali dikaitkan sebagai gejala diabetes. Tak hanya itu, kondisi kulit lainnya seperti kulit jadi gelap di sekitar daerah leher atau ketiak juga bisa menjadi gejala penyakit diabetes.

6. Penyembuhan lambat

Gejala diabetes lainnya adalah lambatnya penyembuhan terhadap infeksi, luka, dan memar. Hal ini biasanya terjadi karena pembuluh darah mengalami kerusakan akibat glukosa dalam jumlah berlebihan yang mengelilingi pembuluh darah dan arteri.

Diabetes mengurangi efisiensi sel progenitor endotel atau EPC, yang melakukan perjalanan ke lokasi cedera dan membantu pembuluh darah sembuhkan luka.

7. Infeksi jamur

Diabetes dianggap sebagai keadaan imunosupresi. Hal itu adanya resiko peningkatan kerentanan terhadap berbagai infeksi, meskipun yang paling umum adalah candida dan infeksi jamur lainnya. Jamur dan bakteri tumbuh subur di lingkungan yang kaya akan gula.

8. Iritasi genital

Kandungan glukosa yang tinggi dalam urin membuat daerah genital jadi seperti sariawan dan akibatnya menyebabkan pembengkakan dan gatal.

9. Keletihan dan mudah tersinggung

Ketika orang memiliki kadar gula darah tinggi, tergantung berapa lama sudah merasakannya, mereka kerap merasa tak enak badan.

Terbangun di tengah malam  untuk pergi ke kamar mandi membuat orang lelah. Akibatnya, bila lelah orang cenderung mudah tersinggung.

10. Pandangan yang kabur

Kadar gula darah tinggi berpotensi membuat penglihatan kabur atau atau sesekali melihat kilatan cahaya. Jika tidak terkendali dalam waktu lama, hal itu bisa menyebabkan kerusakan permanen, hingga kebutaan. Pembuluh darah di retina menjadi lemah setelah bertahun-tahun mengalami hiperglikemia dan mikro-aneurisma, yang melepaskan protein berlemak yang disebut eksudat.

11. Kesemutan atau mati rasa

Kesemutan dan mati rasa di tangan dan kaki, bersamaan dengan rasa sakit yang membakar atau bengkak, adalah menunjukan kerusakan saraf oleh diabetes. Jika kadar gula darah dibiarkan merajalela terlalu lama, kerusakan saraf bisa menjadi permanen.


Langkah Tepat Mencegah Risiko Diabetes

Jumlah penderita diabetes kian meningkat setiap tahunnya. Karena itu penting bagi semua orang untuk tahu bagaimana cara mencegah diabetes.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS Hermina, Malang, Jawa Timur, dr Syifa Mustika membagikan kiat tepat mencegah risiko diabetes. Langkah paling utama adalah mengubah pola hidup sehat. 

"Ubah life style (pola hidup) sehat dengan rajin berolahraga, konsumsi makanan sehat, dan hindari makanan instan dan minuman manis," ucap dr Syifa kepada NU Online, Senin (19/12/2022). 

Dr Syifa mengatakan diabetes menjadi salah satu penyakit penyebab kematian terbanyak di dunia, atau kerap disebut sebagai silent killer. 

"Kenapa begitu? Karena diabetes dapat mengenai semua organ tubuh tanpa disadari oleh si penderitanya. Tidak sedikit penderita diabetes menyadari dirinya terkena diabetes setelah penyakitnya parah atau stadium akhir," kata anggota Lembaga Kesehatan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini. 

Secara umum, terang dia, diabetes dibedakan menjadi dua jenis, yaitu diabetes tipe 1 dan tipe 2. Diabetes tipe 1 terjadi ketika tubuh tidak mampu memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup, sehingga glukosa atau gula yang dikonsumsi tidak dapat diolah.

Sementara, diabetes tipe 2 adalah kondisi saat tubuh tidak dapat menggunakan insulin sebagaimana mestinya. Di luar itu, diabetes juga dapat terjadi di masa kehamilan atau diabetes gestasional.

"Apa pun tipenya, penyakit ini kemudian dapat menyebabkan kadar gula darah menjadi tinggi. Jika dibiarkan berkepanjangan, gula darah tinggi yang tidak terkontrol ini dapat menimbulkan sejumlah komplikasi yang berbahaya," terang dr Syifa. 

Untuk mengurangi risiko penyakit diabetes, baik itu tipe 1 atau 2, Anda bisa melakukan beberapa cara yang disarankan dr Syifa, sebagai berikut:

1. Menjalani olahraga secara rutin

Olahraga rutin dapat membantu tubuh menggunakan hormon insulin dengan lebih efektif, sehingga kadar gula dalam darah dapat lebih terkontrol. Dengan begitu, seseorang bisa terhindari dari penyakit diabetes.

"Sempatkan waktu berolahraga minimal 30 menit sehari. Yang ringan-ringan seperti  jogging, asalkan rutin," kata dr Syifa.

2. Menerapkan pola makan sehat
Menjalani pola makan sehat, ungkapnya, adalah salah satu kunci utama untuk terhindar dari diabetes. Maka disarankan untuk membatasi konsumsi makanan dan minuman tinggi gula, kalori, dan lemak, misalnya makanan olahan, kue, es krim, dan makanan cepat saji.

"Jangan terlalu banyak konsumsi gula, maksimal 4 sendok makan dalam sehari. Perbanyak konsumsi sayuran, buah, kacang, dan biji-bijian yang mengandung banyak serat dan karbohidrat kompleks," terang dia. 

3. Mengelola stres dengan baik
Ia juga mengungkapkan, stres yang tidak dikelola dengan baik dapat meningkatkan risiko diabetes. Hal ini karena saat mengalami stres, tubuh akan melepaskan hormon stres (kortisol) yang dapat meningkatkan kadar gula dalam darah.

Tidak hanya itu, saat stres tubuh juga akan cenderung lebih mudah lapar dan terdorong untuk makan lebih banyak. Oleh sebab itu, harus pandai dalam mengelola stres agar tidak melampiaskannya pada makan atau ngemil secara berlebihan.

4. Melakukan pengecekan gula darah secara rutin
Dokter Syifa menyarankan masyarakat agar rutin melakukan pengecekan gula darah setidaknya enam bulan sekali. Tujuannya adalah untuk mengontrol tekanan darah dan juga membantu meminimalkan risiko terkena penyakit berbahaya dan komplikasi serius.

"Ini penting untuk mengontrol tekanan darah dan juga membantu meminimalkan risiko terkena penyakit berbahaya, seperti diabetes," jelasnya. 

"Tidak ada salahnya melakukan ini untuk mendeteksi sedini mungkin kandungan gula darah dalam tubuh, sehingga apabila terkena diabetes, akan lebih cepat mendapatkan penanganan," imbuh dr Syifa.



Diabetes dapat Disembuhkan dengan Cara Berikut

Rumah Sakit Islam (RSI) Siti Hajar Sidoarjo, Jawa Timur menggelar seminar awam bertajuk ‘Sehat dan Bugar bagi Penderita Diabetes’. Kegiatan berlangsung di ruang Darun Na'im lantai tiga rumah sakit setempat, Sabtu (26/10).
 
Direktur RSI Siti Hajar Sidoarjo, dokter H Sulistio mengatakan bahwa seminar awam ini bertujuan untuk mengedukasi pasien maupun keluarga pasien agar menjaga kesehatnnya dengan baik.
 
"Penyuluhan ini sifatnya untuk mengedukasi atau membimbing bapak maupun ibu dengan topik berbeda. Misal, saat ini tentang diabet. Topik lain di antaranya tentang tekanan darah tinggi, penyakit tulang otot dan masih banyak lagi kegiatan seminar lainnya," kata dokter Sulis, sapaan akrabnya.
 
Menurutnya, angka penyakit diabet dari tahun ke tahun terus bertambah. Di Puskesmas, di klinik perawatan, maupun di RSI Siti Hajar sendiri, penderita penyakit diabet mulai banyak dilakukan penanganan.
 
Beberapa bulan terakhir, pasien yang dirawat di rumah sakit dengan fasilitas BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) ini bila kondisinya sudah stabil akan dirujuk kembali ke klinik perawatan awal. Karena memang aturannya seperti itu. 
 
“Bagi yang belum stabil akan dirawat, tapi yang sudah bagus dikembalikan ke dokter FKTP atau fasilitas kesehatan tingkat pertama," ujarnya.
 
Ia menegaskan, pasien yang menderita penyakit diabetes jangan menyerah. Akan tetapi harus semangat melakukan aktivitas sehari-hari, agar hidupnya lebih bagus. Bahkan dirinya menyarankan, pasien diabetes agar mengatur pola hidup dengan baik. Sehingga kondisi kadar gula akan membaik pula.
 
Pihaknya berharap, dengan adanya penyuluhan ini bisa menjadi nilai tambah, agar pasien maupun keluarga pasien dapat menjaga kesehatan, mengubah pola hidup agar semakin segar dan bugar serta tidak ada penyakit jangka panjang.
 
"Setelah dari sini, ilmunya bisa ditransfer kepada keluarga agar menjaga kesehatan dengan baik," pesannya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, beberapa faktor risiko menjadi diabet yaitu faktor genetik, kegemukan, indek masa tubuh, pola makan, gaya hidup dan lain sebagainya.
 
Jika laki-laki lingkar perutnya 90 cm atau lebih, itu dikhawatirkan menderita diabet. Jika hal itu terjadi, maka segera olahraga dan lemaknya dibuang. Sementara perempuan lingkar perutnya 80 cm. 
 
“Cara lain yang bisa dilakukan yaitu membatasi minum teh pagi hari, minum sirup, makanan manis dan sebagainya. Olahraga ringan jalan kaki supaya dilakukan agar tidak gampang sakit," tegasnya.
 
Pada seminar ini hadir dua narasumber yang ahli dan profesional di bidang diabetes, yakni dokter Atik Yuniani dan dokter Dewi Retno Ningsih.
 
Dokter Atik Yuniani memaparkan, waktu makan bagi penderita diabetes lebih baik dengan porsi kecil, namun dibagi dalam beberapa waktu makan. Hal tersebut agar gula darah stabil.
 
Menururnya, setiap orang punya pola makan sendiri-sendiri. Karenanya harus diesuaikan dengan pola makan yang sudah ada. 
 
“Lakukan olahraga yang teratur 3 hingga 4 kali dalam sepekan,” ungkapnya. Artinya hal itu dilakukan rutin sebisa mungkin. Mau setiap hari juga boleh, dengan disesuaikan kondisi masing-masing orang. Kalau yang mau senam boleh, jalan kaki juga boleh. Hindarilah tidur setelah makan juga kebiasaan malas bergerak, lanjutnya.
 
Beberapa gejala diabetes, di antaranya pandangan mata kabur, gatal-gatal terutama di bagian dalam, cepat lelah atau mengantuk, luka sulit sembuh, sering kencing, mudah lapar dan haus, serta kesemutan terutama di ujung anggota tubuh.
 
Sementara dokter Dewi Retno Ningsih menyampaikan tips bugar dan sehat untuk diabetes.


10 Cara Merawat Kaki Diabetes

Dokter spesialis penyakit dalam Rumah Sakit Islam (RSI) Siti Hajar Sidoarjo, Jawa Timur, dokter Afif Amrullah Romdloni mengatakan, diabetes seringkali menyebabkan gangguan kesehatan serius pada organ tubuh. Beberapa organ tubuh dapat mengalami komplikasi diabetes di antaranya mata, jantung, ginjal, kaki dan banyak organ tubuh lainnya. Ada beberapa cara merawat kaki bagi penderita diabetes yang dapat dilakukan sendiri setiap hari.
 
“Pertama adalah mencuci kaki setiap hari dengan air hangat, dengan sabun pada seluruh bagian kaki maupun lipatan-lipatan, kemudian dikeringkan dengan handuk bersih pada semua kaki secara merata,” katanya, Kamis (14/11). 
 
Cara kedua, memotong kuku kaki secara benar, kuku dipotong secara periodik, bentuk potongan lurus, dengan alat yang benar. 
 
“Sedangkan ketiga, jaga kelembaban kulit kaki, bisa dengan pelembab secara teratur setiap selesai mencuci kaki,” jelasnya. 
 
Keempat, lanjut Afif, menggunakan kaos kaki yang benar, kaos kaki elastis, tidak mencengkeram erat, bahan yang menyerap keringat, jahitan halus dan ganti kaos kaki setiap hari. 
 
Kelima, gunakan alas kaki yang benar yang dapat melindungi kaki dari kemungkinan trauma. 
 
“Pilih sepatu yang mempunyai cukup ruang untuk jari-jari kaki dan pilih alas kaki dengan bahan yang lembut,” terangnya. 
 
Cara ketujuh, jangan berjalan tanpa alas kaki, hindari kaki tanpa perlindungan. 
Kedelapan, lakukan penipisan bila terdapat kulit yang kering, pecah-pecah dan kapalan dengan menggunakan alat yang tepat, lakukan dengan hati-hati agar tidak timbul luka, jangan gunakan alat yang bersifat korosif dan benda tajam. 
 
Kesembilan, periksa alas kaki sebelum menggunakannya dengan memeriksa bagian dalam sepatu. Bila ditemukan bagian yang sekiranya dapat menimbulkan luka di kaki, hilangkan dan periksa kemungkinan adanya benda asing. 
 
“Kesepuluh, lakukan senam diabetes secara rutin dan teratur,” tegasnya. 
Terkait bila didapatkan luka, segera konsultasikan ke dokter terutama bila terdapat luka yang menghitam, berbau atau keluar nanah agar segera dapat mendapatkan penanganan yang tepat.  
 
“Perawatan kaki diabetes yang baik dan penanganan yang tepat dapat mencegah amputasi,” tandasnya.
 
Menurutnya, Diabetes Mellitus (DM)  merupakan penyakit yang sering dijumpai di masyarakat. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) di Indonesia, terdapat 10 juta orang penderita diabetes dan  17,9 juta orang yang berisiko menderita penyakit ini. Sementara Provinsi Jawa Timur masuk 10 besar prevalensi penderita diabetes se-Indonesia. 
 
Kadar gula darah yang tinggi pada penderita diabetes dapat menyebabkan banyak komplikasi, salah satunya adalah terjadinya luka yang tak kunjung sembuh. 
Luka dapat terjadi di bagian tubuh manapun, tapi kaki merupakan lokasi utama timbulnya luka pada penderita diabetes. Oleh karena itu, ada istilah kaki diabetes (diabetic foot). 
 
“Luka pada penderita diabetes dapat menimbulkan infeksi dan timbul komplikasi yang lebih parah, bahkan pada kondisi terburuk bisa berakhir dengan amputasi kaki,” sergahnya.
 
Lebih lanjut ia menjelaskan, pada pasien diabetes salah satu komplikasi yang terjadi adalah kerusakan syaraf (neuropati). Penderita mengalami mati rasa sehingga tidak merasakan sakit saat bagian tubuhnya terluka. Penderita baru sadar ketika luka sudah memburuk dan mengalami infeksi. 
 
Pada penderita diabetes seringkai terjadi penyempitan pembuluh darah arteri di kaki. Penyempitan arteri dapat menghambat suplai darah ke bagian tubuh yang terluka yang dapat menghambat proses penyembuhan. Pada pasien diabetes imunitas tubuh tidak seoptimal orang sehat pada umumnya, sehingga dapat menyebabkan infeksi pada luka yang kecil sekalipun.
 
“Penatalaksanaan kaki diabetes meliputi beberapa hal,” katanya.


Yang pertama, mengontrol kondisi metabolik (metabolic control) yaitu dengan mengontrol kadar gula darah, tekanan darah, profil lemak dalam darah harus terkontrol dan menghindari merokok.  
 
“Kedua adalah mengontrol kondisi mekanikal kaki atau mechanical control yaitu dengan mengurangi terjadinya tekanan pada bagian kaki,” pungkasnya.


Kisah Sembuh dari Penyakit Diabetes lantaran Shalawat

Wakil Gubernur Jawa Timur H Saifullah Yusuf menyatakan bahwa shalawat mampu membuat hati bahagia. Pria yang akrab disapa Gus Ipul ini menceritakan, salah satu guru besar Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (Uinsa) Ali Aziz telah melakukan penelitian terkait dengan penyakit diabetes yang ia derita.

Gus Ipul melanjutkan, Ali Aziz telah berobat ke dokter dan membaca buku bahwa "orang yang sehat dihitung seberapa jauh otaknya bekerja, orang bahagialah yang bekerja dengan sempurna karena mengirim darah ke seluruh tubuh dengan sempurna pula".

"Menurut penelitiannya (Ali Aziz), umumnya orang saat bershalawat itu senang dan seakan-akan bertemu Rasulullah. Kemudian Ali Aziz ini bershalawat setiap hari di rumahnya. Alhamdulillah penyakitnya sembuh atas hidayah Allah melalui shalawat tersebut," kata Gus Ipul pada acara HUT TV9 Nusantara ke 6 dan HUT Sidoarjo ke 157 yang dikemas dalam Sidoarjo bershalawat di halaman parkir Timur Gor Sidoarjo, Ahad malam (24/1).

Gus Ipul berharap semoga warga Nahdliyin semakin cinta kepada Rasulullah dan kedua orang tuanya. "Mewakili PBNU dan PWNU Jawa Timur, semoga kita senantiasa senang ke Rasulullah, orang tua dan guru-guru kita. Mudah-mudahan dengan shalawat ini hati kita sehat semua, membuat hati kita bahagia. Insyaallah pahalanya banyak dan semoga mendapatkan syafaat dari Nabi Muhammad SAW," doanya.

Di tempat yang sama Bupati Sidoarjo periode 2016-2021 H Saiful Ilah menyebutkan bahwa dengan bershalawat berarti umat Islam berdoa agar kebutuhan hidupnya tercapai, terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.

"Shalawat ini sebagai langkah dan upaya bersama untuk menumbuh kembangkan agar permasalahan-permasalahan bisa segera terselesaikan. Dengan bershalawat mampu memberikan dampak spiritual, mewujudkan tatanan pemerintah yang demokratis," kata pria yang akrab disapa Abah Ipul itu. 

Sementara itu, Ketua DPRD Jawa Timur Halim Iskandar yang turut hadir dalam kesempatan itu mengimbau kepada warga untuk tetap waspada dan hati-hati dengan peredaran narkoba serta radikalisme yang masuk ke Jawa Timur. Ia berharap para orang tua lebih hati-hati dalam mendidik anak-anak. (Moh Kholidun/Mahbib)



Semoga bermanfaat.

Post a Comment

Konsultasi Bidan Kita

Previous Post Next Post