MEMBANTU DALAM KEADAAN SEPERTI INI

MEMBANTU DALAM KEADAAN SEPERTI INI


Dalam kondisi ekonomi seperti saat ini, bagaimana cara kita untuk membantu?

1. BELANJA
(a) Ini adalah hal yang insyaallah bisa dilakukan oleh siapa saja yang kondisi keuangannya masih stabil. Dengan berbelanja, kita memutar uang agak bisa "berpindah" ke tangan pedagang. Uang pedagang yang tertahan dalam bentuk stok barang bisa terkonversi menjadi uang yang bisa dia gunakan untuk kebutuhan lain.

(b) Ngga sanggup mengonsumsi/memakai sendiri makanan/barang yang udah kita beli? Berikan ke orang lain yang membutuhkan. Salah satu pola pikir yang tertanam di benak kita adalah istilah "barang-bekas layak pakai", yaitu memberikan barang bekas (preloved) ke orang lain yang kondisi ekonominya di bawah kita.
Kita fokus membahas pemberian dari orang yang mapan, ya.
Sebagian orang kadang memberi barang preloved yang masih mulus. Namun, ada juga yang memberi barang yang sudah lusuh/rusak karena beranggapan bahwa "syukur-syukur ini saya kasih, daripada ngga sama sekali", padahal di rumahnya banyak barang bagus yang ngga terpakai.

Memberikan barang yang bagus/baru seharusnya bukan hanya kita tujukan kepada orang yang kita anggap mapan (soalnya merasa ngga pantas kalau ngasih barang jelek ke orang kaya).
Kita juga cocok banget kok ngasih barang bagus/baru ke orang yang kondisi ekonominya di bawah kita. Malah bisa jadi ini yang lebih utama karena mungkin dia belum pernah dapat barang sebagus itu. 

Bayangin gimana senangnya orang yang kita kasih barang baru, padahal dia "ngga bisa ngasih apa-apa" untuk kita? Dalam pemberian itu, kita juga menaruh sikap hormat kepadanya, tanpa memandang strata ekonominya.
>> Beli gamis baru. Coba cek keluarga, tetangga, atau teman yang gamisnya hanya 1 atau 2 karena dia ngga mampu beli. Dari sini insyaallah kita bisa dapat dua pahala: membantu ngelarisin jualan pedagang dan memasukkan kebahagiaan (lewat hadiah) ke orang yang kurang mampu .
>> Lihat iklan makanan enak yang dijual sama teman FB. Cusss langsung beli. Tapi bukan buat kita makan sendiri. Kirimin ke si X, yang kita tahu sedang mengalami kesulitan keuangan.

Manfaat lain, kegiatan jajan-jajan ini ngga membawa efek buruk ke kita. Kita yang suka lapar mata untuk beli makanan, padahal perut udah penuh banget. Nanti malah jadi penyakitan karena kebanyakan makan. BB naik juga pusing sendiri.

Kita yang suka pengen beli tiap lihat gamis yang bagus, padahal baju di lemari udah ngga kehitung banyaknya dan belum kepake semua.

2. SEDEKAH DLL
Ini kayaknya udah pada tahu semua. Ngga perlu dibahas.

3. MEMBUKA LOWONGAN KERJA (KHUSUS PEMILIK BISNIS)
Selagi masih ada anggaran, pemilik bisnis bagus banget untuk buka lowker yang sifatnya "padat karya". Jadi, yang fokusnya adalah menyerap tenaga kerja sebanyak mungkin (tentunya sesuai kemampuan perusahaan).
Misalnya untuk satu jobdesc yang sebenarnya bisa diberikan ke satu orang dengan gaji 3 juta untuk kapasitas kerja 100%. Alih-alih merekrut satu karyawan, kita bisa merekrut 3 karyawan, dan membagi pekerjaan merata untuk mereka secara merata atau sesuai keterampilannya. Gaji per orang tentunya jadi lebih kecil, tapi itu udah kita perhitungkan sebanding dengan beban kerjanya. Dengan demikian, kita insyaallah bisa membantu "3 dapur" untuk tetap menyala.

Jobdesc ada bermacam-macam:
(a) Sangat membutuhkan skill. Misalnya desain. 
(b) Ngga butuh skill. Butuh waktu aja. Misalnya tim posting iklan yang tugasnya cuma posting iklan yang bahannya udah disediakan.
Jenis jobdesc (a) itu ngga bisa nyerap tenaga kerja banyak banget, tapi insyaallah bisa untuk dibagi-bagi ke beberapa orang.

Jenis jobdesc (b) bisa "padat karya" banget. Misalnya: Daripada rekrut 10 orang, mending rekrut 20 orang supaya anggarannya bisa dibagi ke lebih banyak orang. Sekian ratus ribu rupiah mungkin bisa menyelematkan perut anak-anak yang kelaparan, menambah lauk telur di rumah seseorang, membantu orang tua untuk membayar SPP sekolah anaknya tepat waktu, dsb.

Tentunya pembukaan lowker ini harus dibarengi dengan pernyataan yang sungguh sungguh.

Post a Comment

Konsultasi Bidan Kita

Previous Post Next Post