Sukses Proses Pembuatan Bayi Tabung

Sukses Proses Pembuatan Bayi Tabung



Proses pembuatan bayi tabung atau yang lebih dikenal sebagai In Vitro Fertilization atau IVF merupakan sebuah proses pengambilan sel telur dari dalam rahim yang dipertemukan dengan sperma di dalam tabung di laboratorium. In vitro sendiri memiliki arti di dalam kaca dan sudah dilakukan dan berhasil sejak tahun 1978.


IVF merupakan alternatif bagi para pasangan dengan masalah kesuburan serius, seperti pada wanita dengan tuba fallopian yag rusak, masalah pada sperma dan kemampuannya membuahi, sudah mengonsumsi obat kesuburan seperti clomiphene atau menjalani perawatan IUI tanpa keberhasilan serta sudah lama mencoba untuk mengandung dan tidak berhasil meski segala cara sudah ditempuh.


Proses bayi tabung melibatkan beberapa langkah, yang diawali dengan mengonsumsi obat kesuburan untuk kemudian dilanjutkan dengan proses penyatuan sperma dan sel telur.


1.Mengonsumsi Obat Kesuburan

Meminum obat kesuburan bertujuan untuk membantu ovarium mempersiapkan sel telur yang matang dan dapat segera dibuahi. Dalam siklus menstruasi normal, terdapat satu buah sel telur yang dilepaskan per bulannya. Dengan mengonsumsi obat kesuburan, jumlah sel telur yang dilepaskan akan bertambah sehingga memperbesar kemungkinan terjadinya kehamilan.

Obat yang biasa diresepkan adalah jenis obat GnRH atau gonadotrophin-releasing hormone yang menekan dan menghentikan siklus menstruasi; terapi hormon tersebut umumnya diberikan 1 kali sehari selama 2 minggu dalam bentuk tablet maupun injeksi.


2.Injeksi Hormon

Tahap selanjutnya adalah suntikan hormon yang diberikan selama 12 hari untuk menstimulasi ovarium agar dapat melepaskan lebih banyak sel telur matang (induksi ovulasi). Hormon yang digunakan adalah gonadotrophins follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH).

Setiap wanita akan memberikan respon yang beragam terhadap injeksi hormon tersebut, oleh sebab itu diperlukan pengawasan lebih lanjut untuk mendeteksi dini efek samping yang timbul.

Pemeriksaan penunjang berupa USG dan pemeriksaan kadar hormon darah mungkin akan disarankan untuk mengevaluasi respon sel telur terhadap injeksi hormon tersebut.


3.Pengangkatan Sel Telur dan Pengambilan Sperma

Pemeriksaan ultrasonik dilakukan untuk menilai kesiapan sel telur untuk diambil dan dilakukan pembuahan. Sel telur yang telah matang kemudian akan diangkat oleh dokter dari ovarium menggunakan sebuah jarum tipis yang dilekatkan pada ujung pemindai ultrasonik. Prosedur ini mungkin akan menimbulkan rasa tidak nyaman dan obat pereda nyeri dapat diberikan untuk mengurangi keluhan.

Di lain pihak, sperma dari pihak pria juga akan dikumpulkan. Selanjutnya, sperma terbaik akan dipertemukan dengan sel telur di sebuah cawan dan dibiarkan membiak dalam inkubator.


4.Fertilisasi dan Transfer Embrio

Dalam tempo sehari setelah mempertemukan sperma dan sel telur, cawan yang menampung keduanya diperiksa apakah telah terjadi pembuahan. Jika telah terjadi pembuahan, maka sel telur yang telah dibuahi tersebut akan disimpan selama 2-5 hari untuk kemudian ditanamkan kembali dalam rahim.

Sel telur yang telah dibuahi kemudian akan mengalami pembelahan dan akhirnya membentuk embrio. Embrio yang dinilai paling sehat selanjutnya akan dimasukkan kembali dalam rahim.

Saat embrio kembali dimasukkan, para calon ibu umumnya akan diberi progesterone, baik dalam bentuk suntikan, pesarium, atau gel, untuk menebalkan dinding rahim atau endometrium. Jika dinding rahim masih terlalu tipis, maka embrio akan sulit tertanam dan IVF pun berisiko mengalami kegagalan.

Melalui sebuah kateter (pipa), satu hingga dua buah embrio dimasukkan ke dalam Rahim melalui serviks/leher rahim. Prosedur ini dilakukan dengan panduan visual dari ultrasound.


5.Pengulangan Siklus

Tahap ini mungkin diperlukan jika terdapat sisa embrio yang dibekukan untuk kembali digunakan dan tahap pertama belum berhasil atau Anda ingin menambah momongan.

Segera setelah melalui tahap transfer embrio, Anda diperbolehkan untuk langsung beraktivitas. Tes kehamilan untuk melihat keberhasilan proses IVF dapat dilakukan dalam tempo dua minggu. Segera setelahnya, jika terjadi kehamilan, pemeriksaan mengunakan ultrasound perlu dilakukan saat usia kandungan mencapai enam minggu untuk melihat apakah embrio sudah tertanam pada dinding rahim.

Total keseluruhan, satu siklus proses pembuatan bayi tabung dapat berlangsung selama sebulan hingga enam bulan. Kemungkinan suksesnya prosedur ini akan bergantung pada masalah kesuburan yang dihadapi oleh pasangan dan usia pihak wanita. Semakin muda dan semakin sehat sel telur, semakin tinggi kemungkinan prosedur ini berhasil. Jika sebelumnya calon ibu pernah hamil dan melahirkan, maka kemungkinan untuk prosedur ini dapat berhasil lebih tinggi.


Untuk meningkatkan persentase keberhasilan dari prosedur IVF, diperlukan penyesuaian berupa keseimbangan bobot tubuh dengan indeks massa tubuh antara 19 hingga 30, membatasi konsumsi minuman alkohol, berhenti merokok dan membatasi konsumsi kafein.πŸ™πŸ’ͺ🏼 



Post a Comment

Konsultasi Bidan Kita