SIAPA INGIN MENCIPTAKAN SURGA DALAM RUMAH TANGGANYA..?
Menikah itu bukan lomba adu cepat tapi untuk memilih pasangan yang paling tepat
Luangkanlah waktu sejenak saja untuk membaca tulisan ini sampai selesai. Siapa pernah jadi bahan ejekan karena lambat menikah..?
Saya termasuk dari golongan orang-orang yang menikah lambat. Di kantor dulu saya sampai sering di bully karena teman-teman yang lain sudah nikah tapi saya belum juga nikah.
Masalahnya bukan tidak ada calonnya karena banyak sekali kolega, teman, rekan, orang tua teman kantor juga teman senior HRD ku terus menawarkan si anu, keponakannya, temannya dll. Aku gak tahu kenapa mereka begitu segitu perhatian padaku sampai menawarkan kenalan, sudara dan temannya padaku.
Tapi menurut curi-curi dengar dari orang sekitarku rata-rata mereka menilai aku orang baik, dan waktu itu karirku terbilang sudah cukup mapan jadi banyak yang ingin menjodohkan aku orang-orang yang mereka kenal.
Bahkan yang tak pernah ku lupakan HRD seniorku yang baik hati dan begitu perhatian dengan diriku setiap ada rekruitmen baru karyawati pasti aku di panggil dan diminta untuk melihat filenya; sambil berkata Nih Ed data dan foto calon karyawan baru kita, coba kamu pilih-pilih sendiri deh mana yang cocok nanti kalo sudah ada yang cocok biar teteh yang bantu comblangin. (dan beliau berkata itu serius bukan sambil bercanda lho...he..he..)
Kenapa aku belum juga mau menikah...?
Karena punya kekhawatiran...
Kekhawatiran tentang apa...? Waktu itu saya sangat takut sekali seandainya saya salah pilih pasangan hidup. Saya selalu berpikir bahwa pernikahan itu adalah pilihan antara surga dan neraka, jika kita menikah dan ternyata penuh kecocokan maka setiap hari kita akan menjalani hidup seperti berada di surga, namun sebaliknya jika tidak maka bisa-bisa tiap hari serasa berada di neraka.
Tiap orang punya cara pandangnya masing-masing, bagiku pernikahan adalah membangun surgaku di rumah, bagiku pernikahan adalah untuk seumur hidup menjalani suka duka hidup ini bersama. Jadi aku harus benar-benar memilih pasangan yang kira-kira benar-benar cocok untuk ku; Ah tapi sayangnya waktu itu belum ada buku panduannya.
Waktu itu aku belum pernah terpikir nantinya aku akan menjadi ayah Edy, tapi kekhawatiran itulah yang telah membuat aku benar-benar hati-hati sekali dalam memilih pasangan untuk teman hidupku. Singkat cerita; untuk detik² terakhir keputusan untuk menikah akhirnya aku serahkan pada Tuhan. Karena cinta saja tidak cukup maka keputusan terakhir aku mintakan restu dari Tuhan, Aku ingat ketika kebingungan datang aku melakukan shallat malam, ya saya lakukan 7 malam berturut-turut dan Alhamdullilah di malam ke 7 jawabannya pun diberikan. Dan akhirnya tak lama setelah itu aku menikah.
Dan alhamdullilah hingga detik ini aku berhasil mendapatkan surgaku di rumahku. Makanya kemarin sempat ngobrol bareng dengan anak dan istri, kita berencana akan membuat KAOS PARENTING yang bertuliskan "KELUARGAKU ADALAH SURGAKU".
Mudah-mudahan kaos ini bisa menjadi inpirasi sekaligus doa bagi keluarga-keluar
Sungguh saya tak tega melihat pasangan-pasang
Memiliki SURGA DI RUMAH KITA itu bukan berarti bahwa kehidupan rumah tangga kita bebas dari persoalan, tetap sama saja; setiap hari kita selalu dihadapkan pada persolan baik itu masalah ekonomi, keluarga, mertua, anak-anak, pekerjaan dsb.
Namun ketika persolan itu datang silih berganti menggempur kehidupan rumah tangga, kami berdua lebih kompak untuk mengatasinya secara bersama-sama, alih-alih saling menyalahkan kita lebih banyak saling mendukung dan bekerjasama juga berbagi beban.
Hingga akhirnya satu demi satu masalah yang datang bisa kita atasi dan lewati bersama.
Setelah kami banyak membantu pasangan yang berselisih baik pra nikah atau sudah menikah; akhirnya kami menemukan dimana letak MASALAHNYA. Kenapa ada keluarga yang hidupnya tenang, rukun dan damai dan ada keluarga yang sepertinya tiada hari tanpa perselisihan.
SATU HAL yang menjadi temuan kami adalah bahwa kebanyakan calon pasangan yang menikah ini AWALNYA menganggap bahwa CINTA ADALAH SEGALA-GALANYA,
Nah disinilah masalahnya; bagi anda semua yang saat ini sudah menikah lebih dari 5 tahun, pasti paham maksud saya kan...., cinta saja tidak cukup, apa lagi kalau tidak cinta..
Cinta yang dulu pada masa-masa PDKT seolah adalah segala-galanya ternyata setelah menikah faktanya tidaklah demikian; Cinta itu hanya seumur jagung jika setiap hari rumah tangga kita
selalu bertengkar, berselisih dan tidak sepaham dalam segala persoalan yang datang.
Tolong di catat ya.... Cinta yang dulu telah membutakan hati hampir setiap pasangan yang dimabuk asmara itu TIDAK BISA MENYELESAIKAN MASALAH RUMAH TANGGA, dan UMURNYA TIDAK LAMA. Jika tdk dipupuk dan disirami dgn baik. CINTA saja tidak cukup untuk bekal kita menikah dan menciptakan surga kita di rumah.
Lantas apa yang bisa membuat rumah tangga kita bisa seperti di Surga...? Ah banyak sekali...... nanti kalau saya tuliskan di sini terlalu panjang apa ada yang mau baca..? Lha wong katanya orang Indonesia itu paling males baca tulisan panjang-panjang
Jadi bagi yang serius ingin tahu jawabannya ya kita sambung lagi di artikel berikutnya saja.
Dan bagi yang serius ingin tahu semuanya sekarang juga; saya sudah menuliskan jawabannya secara lengkap dalam buku saya yang berjudul JANGAN SALAH PILIH PASANGAN. Bisa didapat via Shopee Toped dll.
Alhamdullilah sejak buku ini di tulis sudah banyak pasangan muda yang kami bimbing berhasil memilih pasangan yang paling cocok untuk membangun surga di rumahnya.
Sampai-sampai hampir seluruh guru di sekolah kami yang belum menikah mengkonsultasik
Mereka sudah menggap saya ayah mereka; mereka datang sendiri lalu kemudian mengajak calon pasangannya meminta penilaian saya dan kalau penilaian saya positif, mereka lanjut menikah jika tidak mereka lebih memilih putus dan kami bimbing untuk MENARIK pasangan yang lebih cocok sebagai penggantinya.
Dan ini nyata benar-benar terjadi pada guru-guru disekolah kami;
Jika kebetulan ayah bunda ada yang berkesempatan berkunjung ke sekolah kami bisa bertanya dan bincang-bincang
Bahkan kami dengar cerita terakhir dari assisten sekolah kami, ada guru kami yang memutuskan pacarnya karena kriterianya tidak sesuai dengan apa yang kami paparkan di buku. Dan ada juga guru kami yang jika ada laki-laki yang pedekate pelan-pelan diajak membaca buku kami ini. Jika ia mau membaca dan membahas isi buku tersebut berarti ia serius dan tidak sekedar main-main dan coba-coba saja.
Ah Indahnya bisa menjadi Ayah bagi guru-guru yang kami anggap seperti anak kami sendiri, dan alhamdullilah merekapun menganggap saya sudah seperti ayah kedua mereka di sekolah.
So dari perjalanan hidup yang saya lalui, saya bisa menyimpulkan bahwa MENIKAH itu bukan lomba siapa cepat; tapi lebih pada menemukan pasangan yang tepat dan cocok untuk membangun surga di rumah bersama kita.
Ah jadi ingat lagi mau buat kaos PARENTING dengan tulisan KELUARGAKU ADALAH SURGAKU.
Sampai jumpa di edisi lanjutan artikel ini ya
Salam syukur penuh berkah