PANGGILAN SAYANG

PANGGILAN SAYANG


Sebuah penelitian yang dilakukan Florida State University menyebutkan bahwa panggilan sayang yang paling banyak digunakan di dunia adalah “Baby” atau “Beb”.

Panggilan ini pun sempat “diindonesiakan” menjadi “Bebeb” seperti yang muncul dalam sebuah sinetron yang booming beberapa waktu lalu.

Frank Nuessel, seorang dosen bahasa dari University of Louisville, menyebutkan bahwa seseorang yang memanggil pasangannya dengan panggilan sayang akan membuat relasi keduanya lebih terbuka dan nyaman.

Lebih lanjut, Dean Falk, seorang ahli neuroantropologi dari Florida State University, menyebutkan bahwa alasan orang memanggil dengan panggilan sayang karena ingin bernostalgia tentang masa kecilnya. Banyak orang mengasosiasikan panggilan sayang itu pada cinta pertamanya, yaitu ibunya.

Nostalgia ini memicu otak untuk mengeluarkan dopamin. Dopamin yang dilepaskan dalam jumlah besar di otak akan memunculkan perasaan bahagia. Oleh karena itu, biasanya seseorang cenderung ingin mengulanginya.

Maka, Dean Falk menyimpulkan bahwa panggilan yang memicu rasa bahagia ini kemudian dianggap sebagai cara yang tepat untuk menunjukkan kasih sayang seseorang pada pasangannya.

Padahal, jauh sebelum penelitian ilmiah itu membuktikan manfaat memanggil dengan panggilan sayang, Islam telah menyontohkannya terlebih dahulu.

Tak hanya pada pasangan, namun juga panggilan sayang antara orangtua dan anak. Seperti yang dicontohkan Nabi Ismail saat memanggil Nabi Ibrahim dengan sebutan “Yaa Abati”, sebagaimana tersebut dalam QS As-Saffat: 102.

“…. Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.”

Begitupun yang dilakukan Luqman saat menasihati putranya dengan menyebutnya, “Yaa Bunayya,” yang artinya, “Anakku sayang” atau yang paham bahasa Jawa ada rasa bahasa yang lebih halus, semacam, “Ngger anakku, cah bagus.”

"Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, "Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar. [QS Luqman:13]

Sementara panggilan sayang pada pasangan yang paling populer adalah panggilan Rasulullah SAW pada ibunda Aisyah dengan sebutan “Yaa Humaira” yang artinya kemerahan.

Sekalipun jauh sebelum itu, Rasulullah SAW juga memanggil istri tercintanya, Ibunda Khadijah, dengan sebutan, “Yaa Habibaty,” atau “Sayangku”.

Sayangnya, orang Indonesia rerata tidak ekspresif dalam mengungkapkan perasaan, sehingga seringkali malu-malu melakukannya.

Alih-alih memanggil “Sayang, Cinta, Beb,” atau panggilan mesra lainnya, yang ada lidah terasa kelu tersebab malu.

Yuk ah, mulai sekarang panggil orang-orang tercinta dengan panggilan sayang!

Post a Comment

Konsultasi Bidan Kita

Previous Post Next Post