Setiap Pencinta Mencari Kekasihnya

Setiap pencinta mencari Kekasihnya

Setiap mahkluk adalah pencinta dan selalu mencari Kekasihnya
Dia mulai mencarinya dari berbagai bentuk mulai dari yang terlihat mata seperti harta benda, kekuasaan, wanita bagi laki2 dan sebaliknya, ketenaran, keilmuan, kepandaian, citra diri, apapun yang memuaskan dirinya, keakuannya hal demikian alami sebagai wujud sifat tanahnya,
Namun ada kalanya bentuk-bentuk kekasih itu tidak memuaskan dirinya, ada saat jiwa seseorang merasa kosong, hampa, segala sesuatu menjadi sirna tak berarti, segala sesuatu hanya berubah hanya berganti saja, kegembiraan kesedihan, menang kalah, benar salah, untung rugi dan segala sesuatu yg sifatnya berpasang-pasangan, lalu apakah yang kekal?
Bagaikan Nabi Ibrahim yang ketika melihat matahari dianggap nya sebagai tuhan, namun, ketika senja datang dan matahari tenggelam di ufuk, dia pun kecewa, malam pun datang menjelang. Bintang di langit bekerlap-kerlip dengan indahnya.

Sinarnya membuat suasana malam menjadi lebih indah dan cerah. “Apakah ini Tuhan yang aku cari?” Ditatapnya bintang-bintang itu dengan penuh rasa bangga. Tapi ternyata, ketika malam beranjak pagi, bintang-bintang  itu pun menghilang satu per satu. Dengan pandangan kecewa, Nabi Ibrahim melihat satu per satu bintang-bintang  itu menghilang dari langit.

“Aku tidak menyukai Tuhan yang bisa menghilang dan tenggelam karena waktu,” gumamnya
Nabi Ibrahim pun kemudian mencoba mencari Tuhan yang lain. Memasuki malam berikutnya, bulan pun muncul dan bersinar memancarkan cahayanya yang terang. Ia pun menduga, “Inikah Tuhan yang aku cari?” Maka, ketika pagi datang menjelang, bulan pun hilang tanpa alasan seperti yang terjadi terhadap matahari dan bintang, Ibrahim pun memastikan bahwa bukanlah matahari, bintang, bulan, bukanlah bentuk-bentuk itu yang bisa mengisi kekosongannya, ada yang melampaui semua ini.

Bagaikan Sang Nabi, kesadaran itu tiba-tiba muncul, bahwa ada yang lebih dari yang terlihat mata, melampau indera-indera dan hanya kata-kata dan ketika kesadaran ini memapahnya kepada Kekasih sejatinya, dia mulai menghancurkan berhala bentuk-bentuk yang mengelilingi dan didalam ka'bah hatinya, diapun terlepas dari berhala-berhala sebab akibat, setelah itu dia memasuki ruang ketulusan, kemurnian didalam keheningannya, ketiadaannya, kepasrahannya. Di 'Ruang' itu Sang Kekasih sejati menunggu kedatangannya. [ ]

Post a Comment

Konsultasi Bidan Kita

Previous Post Next Post