Kleptomania Penyakit Jiwa Tidak Bisa Menahan Diri - Ciri Penderita Kleptomania
Kleptomania adalah penyakit jiwa yang membuat penderitanya tidak bisa menahan diri untuk mencuri Benda-benda yang dicuri oleh penderita kleptomania umumnya adalah barang-barang yang tidak berharga, seperti mencuri gula, permen, sisir, atau barang-barang lainnya. Sang penderita biasanya merasakan rasa tegang subjektif sebelum mencuri dan merasakan kelegaan atau kenikmatan setelah mereka melakukan tindakan mencuri tersebut.
Tindakan ini harus dibedakan dari tindakan mencuri biasa yang biasanya didorong oleh motivasi keuntungan dan telah direncanakan sebelumnya. Penyakit ini umum muncul pada masa puber dan ada sampai dewasa. Pada beberapa kasus, kleptomania diderita seumur hidup. Penderita juga mungkin memiliki kelainan jiwa lainnya, seperti kelainan emosi, Bulimia Nervosa,paranoid, schizoid atau Kleptomania dapat muncul setelah terjadi cedera otak traumatik dan keracunan karbon monoksida.
KASUS
Seorang perempuan, 18 tahun, dibawa ke RSUD Panembahan Senopati oleh keluarga atas anjuran dari sekolah tempat pasien belajar. keluarga menceritakan bahwa beberapa hari sebelum di bawa ke rumah sakit, pasien kedapatan mencuri sebuah barang (jepit rambut)di sebuah toko. kasus pencurian yang dilakukan oleh pasien bukan untuk pertama kalinya ini terjadi, namun pasien memang kerap melakukan pencurian-pencurian terhadap barang- barang milik orang lain, baik di toko maupun barang milik temannya.
pasien mengatakan tidak dapat menahan hasrat untuk memiliki barang-barang yang ingin dimilikinya. namun pasien tidak dapat mengendalikan diri untuk mencuri barang tersebut. keluarga khawatir apakah keaadaan yang menimpa anak mereka merupakan kaadaan yang terkait dengan penyakit kejiwaan
Vital sign: TD: 110/70 mmHg, N: 86 x/mnt, RR: 20 x/mnt, S: afebris.
Pemeriksaan fisik: secara umum dalam batas normal.
Pemeriksaan psikiatri: tampak perempuan sesuai umur, penampilan cukup bersih, perawatan diri cukup,ttidak tampak sakit jiwa, perilaku hiperaktif, tidak banyak bicara, mood baik, afek sesuai, banyak mimik, halusinasi auditorik (-), halusinasi visual (-) flight of idea -realistik.
DISKUSI
Sejak 2 tahun lalu, pasien mulai menunjukkan kebiasaan mencuri. Pasien belum pernah berobat ke dokter spsesialis jiwa.
Pada pemeriksaan psikiatrik tidak didapatkan sindroma psikotik: sakit sudah lebih dari 1 bulan, adanya hendaya/disfungsi fungsi peran (-), waktu luang (+), fungsi sosial (+), rawat diri (+), adanya distress, adanya gangguan dalam berperilaku, pola pikir dan perasaan. Sindrom manik: (-)
Penderita kleptomania biasanya sering mencuri di tempat umum seperti supermarket, di tempat pesta atau mencuri barang milik teman. Kenapa orang bisa jadi kleptomania? Bisakah kleptomania disembuhkan?
Orang menjadi kleptomania karena ada dorongan yang tertahankan untuk mencuri meski ia tidak membutuhkan barang tersebut dan kadang barang yang dicuri pun tidak terlalu bernilai.
Dilansir dari MayoClinic, Rabu (30/3/2011), kleptomania adalah gangguan kesehatan mental serius yang jika tidak diobati akan membuat hidup orang tersebut berantakan.
Penelitian terbaru yang dilakukan Stanford University mengungkap, 62,5 persen penderita kleptomania adalah perempuan sementara 37,5 persen sisanya adalah laki-laki.
Penderita kleptomania akan menyangkal dirinya sakit dan mempertahankan diri jika dituduh mencuri. Kebanyakan penderitanya malu dan takut untuk mencari perawatan gangguan kesehatan
mentalnya.
Ciri-ciri kleptomania adalah:
Punya keinginan besar yang begitu mendesak untuk mencuri pada barang yang mungkin tidak ia perlukan.
Merasa senang saat mencuri.
Merasa lega dan puas Tapi setelah mencuri akan merasa bersalah, menyesal, membenci diri sendiri dan takut ditahan polisi.
Meski sesudah mencuri timbul rasa takut dan menyesal tapi dorongan untuk mencuri akan muncul lagi secara spontan atau saat sedang depresi atau stres, sehingga perilaku kleptomania terus berulang.
Orang kleptomania mencuri bukan untuk kepentingan pribadi atau balas dendam, tetapi karena dorongan yang begitu kuat sehingga timbul rangsangan untuk mencuri.
Penyebab
Hingga kini penyebab kleptomania tidak diketahui secara pasti. Tapi beberapa bukti penelitian menunjukkan kleptomania mungkin terkait dengan salah satu hormon otak yakni pada serotonin. Hormon serotonin ini membantu mengatur suasana hati dan emosi.
Ada juga beberapa bukti menyebutkan bahwa kleptomania mungkin berhubungan dengan gangguan kecanduan atau gangguan obsesif-kompulsif. Tetapi penelitian lebih lanjut diperlukan untuk lebih memahami kemungkinan penyebab kleptomania.
Meskipun penyebab kleptomania tidak diketahui pasti, namun para peneliti menemukan ada faktor-faktor risiko yang meningkatkan perilaku kleptomania yaitu:
Stres yang berlebihan, seperti sedang mengalami kerugian besar
Mengalami cedera di kepala atau cedera otak
Memiliki saudara kandung yang kleptomania, gangguan mood, kecanduan atau gangguan obsesif-kompulsif.
Pengobatan
Jika tidak diobati, maka kleptomania dapat mengakibatkan masalah emosional dan masalah hukum. Karena penderita kleptomania itu tahu mencuri adalah salah tetapi merasa tidak berdaya untuk melawan dorongan tersebut.
Pengobatan kleptomania biasanya dengan obat-obatan dan psikoterapi, atau masuk kelas konseling.
Terapi perilaku kognitif telah menjadi psikoterapi pilihan utama untuk kleptomania. Secara umum, terapi perilaku kognitif membantu penderitanya mengidentifikasi perilaku itu tidak sehat dan menggantinya dengan yang sehat dan positif.
Untuk menghindari kekambuhan, pastikan untuk tetap pada rencana pengobatannya. Jika penderita merasa terdesak untuk mencuri segera hubungi psikiaternya atau keluarga atau kelompok konselingnya.
KESIMPULAN
kleptomania adalah gangguan kesehatan mental serius yang jika tidak diobati akan membuat hidup orang tersebut berantakan. Penderita kleptomania akan menyangkal dirinya sakit dan mempertahankan diri jika dituduh mencuri. Kebanyakan penderitanya malu dan takut untuk mencari perawatan gangguan kesehatan mentalnya.
PENYEBAB ANAK YANG SUKA MENCURI antara lain...
Kadang-kadang orang tua merasa terkejut dan bingung sewaktu pertama kali mengetahui anaknya mencuri.Orang tua lantas mungkin berpikir bahwa ini merupakan hal yang wajar dalam perkembangan anak.Anggapan ini tentu saja tidak benar.Jadi, sekecil apa pun pencurian yang dilakukan anak, orang tua harus melarang dan menghentikannya.
Boleh dikata hal ini kerap kali terjadi, terutama dalam keluarga yang memiliki anak berusia empat sampai tujuh tahun. Pada usia ini anak cenderung untuk mengambil apa yang bukan haknya. Sebenarnya, perbuatan mencuri yang dilakukan anak-anak balita bukanlah tingkah laku yang menyimpang. Tetapi bila orang tua tidak menanganinya dengan benar, tingkah laku yang tidak berbahaya itu dapat mengarah menjadi perbuatan yang berakibat lebih jauh.
Mencuri di kalangan anak-anak balita sering terjadi. Ini disebabkan karena mereka belum mempunyai konsep kemilikan. Anak-anak belum mempunyai batas yang tegas antara milik sendiri dan milik orang lain. Bila mereka melihat sesuatu yang disukainya, mereka akan mengam-bilnya. Bagi mereka seolah berlaku prinsip: “Aku lihat, aku suka, aku mau, aku ambil. Anak kecil belum mengerti bahwa dengan mengambil benda yang dinginkan tanpa izin si pemilik, ia melanggar hak milik teman tersebut dan akan merugikan si teman itu.
Pada umumnya, orangtua pasti akan merasa kaget, kecewa, dan malu bila mengetahui bahwa anak mereka telah mencuri sesuatu milik orang lain. Namun, janganlah orangtua bertindak tergesa-gesa, langsung marah-marah kepada anak, apalagi menghukumnya dengan cara yang berlebihan. Sebab, tidak semua anak mencuri karena niat yang sudah direncanakan.
Penyebab anak Mencuri :
1. Mencuri karena tidak mengerti.
Sebagian dari mereka ada yang mengambil barang milik orang lain karena ia belum mengerti tentang maksud dari kepemilikan suatu barang. Ia belum dapat membedakan mana barang milik sendiri dan yang mana barang milik orang lain. Biasanya tindakan ini terjadi pada anak usia 3-5 tahun. Anak di usia ini sering menganggap bahwa semua barang yang ada dihadapannya adalah miliknya sendiri.
2. Mencuri karena kebutuhan identitas diri.
Anak mencuri karena ia memiliki kebutuhan yang khas akan identitas diri dengan orang-orang yang ada di sekelilingnya yang ia idolakan. Kadangkala ada anak yang memiliki perasaan rendah diri, tetapi sangat berharap untuk dapat diterima, namun tidak ada bakat yang menonjol atau paras muka yang cakap yang dapat dijadikan alasan untuk diterima. Oleh karena itu supaya dapat diterima sebagai teman, ia lalu mencuri uang dan dengan uang curian, ia mengundang makan dan memegahkan diri di hadapan teman-temannya.
3. Mencuri karena mencontoh yang salah.
Anak mencuri karena melihat orangtua (ibu atau ayah), saudara atau teman mengambil barang yang bukan miliknya. Dalam keluarga harus ada pendidikan moral yang benar. Sekalipun pada hal-hal yang kecil, namun bila disertai dengan ketamakan akan merangsang anak untuk mencuri, baik itu mencuri bunga, buah, alat-alat atau barang-barang milik orang lain. Tidak adanya pendidikan moral dalam keluarga akan mudah menjadikan anak-anak mempunyai kebiasaan mancuri.
4. Mencuri karena tekanan dan adanya keinginan untuk memiliki.
Anak mencuri karena ada tekanan akan kebutuhan dan keinginannya. Anak ini mencuri karena terpaksa. Misalnya, anak ingin makanan tetapi tidak diberi uang jajan oleh orangtuanya. Akhirnya ia terpaksa mencuri uang temannya untuk membeli makanan.
Karena keinginan untuk memiliki begitu menggoda, maka anak melakukan pencurian. Keinginan ini dapat timbul karena anak sering kurang mampu menguasai diri. Ini biasa terjadi bila anak terlalu dilindungi. Anak akan lebih sering lagi mencuri bila orang tua tidak menyelidiki mengapa barang atau uang dalam rumah sering hilang, atau ibu tahu anak telah mengambil barang di toko, lalu dibayarkan secara diam-diam. Dengan demikian anak semakin terjerumus ke dalam kebiasaan yang buruk. Penyebab lain bisa karena anak lahir dari keluarga miskin. Kemiskinan telah merisaukan dirinya. Apa yang menjadi kebutuhannya tidak dapat terpenuhi, selain dengan mencuri.
5. Ingin menonjolkan rasa kebersatuan.
Karena ingin menonjolkan rasa kebersatuan yang tinggi, seorang anak melakukan pencurian bersama-sama dalam satu kelompok. Dalam kelompok itu, mereka merasakan adanya suasana kebersamaan dan juga timbulnya rasa kebanggaan terhadap kepahlawanan seseorang sehingga mencuri dianggap sebagai terobosan untuk menikmati kebahagiaan.
6. Mencuri karena gangguan kejiwaan (kleptomania).
Anak mencuri karena adanya gangguan kejiwaan. Ia mencuri bukan karena ’kemauannya’. Barang yang dicuri penderita kleptomania sebenarnya mampu ia beli. Namun, ketika mencuri, anak merasa terlepas dari impitan perasaan yang membelenggunya. Setelah itu perasaan bersalah kemudian menderanya.
Kleptomania diduga jadi penyebab ibu bermercy curi cokelat di Alfamart
Penyakit ini bisa menjangkit siapa saja termasuk orang kaya.
Menurut Mayo Clinic, klepto atau kleptomania adalah ketidakmampuan seseorang untuk menahan dorongan mencuri barang-barang dan kejadiannya terus berulang. Benda yang diambil kadang tidak terlalu dibutuhkan dan biasanya bernilai kecil.
Kleptomania termasuk gangguan kesehatan mental yang langka. Biasanya, si penderita tidak dapat mengontrol diri, cenderung impulsif, dan kesulitan menahan godaan atau dorongan untuk melakukan tindakan yang berlebihan atau berbahaya.
Hal ini membuat banyak pengidap kleptomania menjalani kehidupan dengan rasa malu serta takut untuk mencari perawatan medis. Meskipun tidak ada obat medis untuk kleptomania, penyakit ini harus ditangani dan diobati dengan serius. Terapi bicara (psikoterapi) dinilai dapat membantu mengakhiri siklus pencurian kompulsif pada kleptomania.
Ada beberapa hal yang membuat seseorang menjadi kleptomania. Selain memiliki riwayat keluarga yang juga menderita penyakit ini, adanya indikasi penyakit mental lain, juga memicu munculnya penyakit klepto. Seperti gangguan bipolar, gangguan kecemasan, gangguan makan, gangguan penggunaan zat atau gangguan kepribadian.
Semoga informasi di atas dapat bermanfaat bagi para sahabat Cutie Fun.. dan Artikel besok pagi akan kita bahas cara mengatasinya, Selamat
Semoga bermanfaat.