Moms and Dads!, Cara Benar Mencuci Pakaian Dan Menghilangkan Najis (Kembali Suci Dan Bersih)
Cara Mencuci Pakaian Dengan Mesin Cuci
1- Jika semua pakaian suci
Jika semua pakaian suci maka bisa mencuci dengan memasukkan air dulu atau pakaian dulu atau sabun dulu, tidak apa-apa. Tidak berpengaruh juga apakah nantinya sehabis di diangkat ada sisa bau sabun atau tidak, karena memang semua pakaian dan komponen yang ada dalam proses mencuci adalah suci.
2- Jika sebagian pakaian najis dan sebagian suci
Jika sebagian pakaian najis dan sebagian lain suci, atau semua pakaian najis, maka kami beri beberapa cara :
1). Cara Pertama
-jika najisnya ada bentuk, semisal menggumpal, maka dihilangkan dulu. Setelah hilang bau, warna dan rasa, terus basuh dengan aliran air. Maka setelah itu pakaian tersebut suci.
-pakaian yang sudah suci tersebut dan pakaian² lain di masukkan dalam mesin cuci, kasih air, sabun, dst sampai selesai.
2). Cara Kedua
-jika di pakaian ada najis menggumpal maka hilangkan dulu sampai hilang bau, warna dan rasa sehingga jadi najis hukmiyyah.
-masukkan pakaian yang najis hukmiyyah tersebut bersama pakaian lain yang suci kedalam mesin cuci, setelah itu kasih air sampai menggenang menutupi semua baju, gerakan sedikit, maka sudah suci. Nantinya setelah itu mau di kasih sabun atau yang lain silahkan.
3). Cara ketiga
Cara ketiga ini yang sering dilakukan orang awam, memasukkan pakaian najis dan suci seenaknya, terus di campur sabun air dan di cuci.
Cara mencuci seperti ini ada perbedaan ulama' apakah sudah cukup untuk mensucikan atau tidaknya, menurut Imam Ath-Thobalawi sebagaimana dikutip Syekh Sa'id Baasyin dalam Busyrol Karimnya menyatakan suci walaupun sehabis itu masih ada bau sabunnya, yakni asalkan najisnya hilang. Pendapat ini juga tercantum dalam kitab Itsmidul 'Ainain karya Syekh Ali bin Ahmad Bashabrin Al-Hadhrami.
Sedangkan menurut Imam Ramly selama bau sabunnya masih ada sehabis mencuci, maka pakaian belum suci, karena mungkin saja bau najisnya tertutupi bau sabun. Pendapat Imam Ramly ini juga terdapat di dua kitab yang kami cantumkan diatas.
Jadi, cara mencuci yang di lakukan orang² awam dengan mencampur pakaian najis -walaupun najis yang ada bentuknya- dengan pakaian² suci ada pendapat yang menyatakan sudah cukup dan suci, yakni selama najisnya secara dzahir sudah hilang walaupun setelah itu ada sisa² bau sabun yang melekat, yaitu pendapat Imam Thabalawi.
Pendapat itu boleh di ikuti. Tapi kalau ingin yang lebih baik, maka bisa menggunakan cara pertama, karena telah di sepakati ulama. Untuk cara kedua juga ada perbedaan pendapat.
Wallahu ta'ala a'lam
Pendapat Imam Ath-Thobalawi dan Imam Ramly:
تنبيه آخر: إذا غسل ثوباً متنجساً بنحو صابون حتى زالت النجاسة .. طهر وإن بقي ريح الصابون، قاله الطبلاوي. وقال (م ر): لا يطهر حتى تصفو الغسالة من ريح الصابون، أي: لإمكان استتار ريح النجس في ريحه.
[سعيد باعشن، بشرى الكريم، ١٤٤]
قوله (مسألة) لو زالت النجاسة بالاستعانة بالصابون وبقي ريح الصابون طهر قاله الطبلاوي وقال (م ر) لا تطهر حتى تصفو الغسالة إهـ
[علي بن أحمد باصبرين، إثمد العينين في بعض اختلاف الشيخين ابن حجر الهيتمي والشمس الرملي، ١٢]