7 Gejala Mongkeypox Yang Harus Diwaspadai Sejak Awal (Cacar Monyet)


7 Gejala Mongkeypox Yang Harus Diwaspadai Sejak Awal (Cacar Monyet)

Penyakit cacar monyet disebabkan oleh oleh virus cacar monyet atau monkeypox virus (MPXV). Ada beberapa gejala cacar monyet yang mungkin muncul. Monkeypox atau cacar monyet adalah penyakit yang disebabkan virus monkeypox. Pada asalnya, penyakit ini adalah penyakit zoonosis, yang berarti ditularkan dari hewan ke manusia. Penyakit ini juga dapat menyebar dari manusia ke manusia. Jika anda tertular jangan panik, lakukan langkah seperti periksakan diri ke tenaga kesehatan, isolasi diri di rumah jika memungkinkan, lindungi orang lain dengan menghindari kontak fisik dengan mereka dan pakai masker dan hindari memegang orang lain.


Kasus cacar monyet pada manusia pertama kali ditemukan pada 1970 di Republik Demokratik Kongo. Kemudian kasus cacar monyet bermunculan hingga menyebar ke seluruh Afrika Tengah dan Barat.


Kendati demikian, baru-baru ini beberapa negara di Eropa, Amerika Serikat telah mengumumkan penyebaran penyakit tersebut.

Salah satu negara yang tak jauh dari Indonesia, yakni Australia juga telah melaporkan kasus cacar monyet pertamanya pada Jumat (20/5) kemarin.


Pasien cacar monyet pertama di Australia tersebut ialah seorang wisatawan yang baru saja kembali dari Inggris.

Departemen kesehatan negara bagian Victoria memastikan pasien berusia 30 tahun tiba di Melbourne terinfeksi virus cacar monyet tersebut. Sementara itu, kasus probable (kemungkinan cacar monyet) diidentifikasi di Sydney pada seorang pria berusia 40an yang baru-baru ini bepergian ke Eropa.


Melansir Pusat Pengendalian Dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), gejala cacar monyet mirip dengan cacar lain, tetapi lebih ringan. Perbedaan utama antara gejala cacar dan cacar monyet adalah bahwa cacar monyet menyebabkan kelenjar getah bening membengkak (limfadenopati) sedangkan cacar tidak.


"Ciri yang membedakan infeksi cacar monyet dari cacar adalah perkembangan pembengkakan kelenjar getah bening," kata CDC.

Gejala cacar monyet biasanya muncul dalam 7 sampai 14 hari, tetapi juga dapat berkisar antara 5 sampai 21 hari setelah terinfeksi.


CACAR MONYET DAPAT MENULAR LEWAT PERCIKAN AIR LIUR


Cacar monyet adalah infeksi virus yang ditandai dengan bintil bernanah di kulit. Cacar monyet atau monkeypox pertama kali muncul di negara Republik Demokratik Kongo pada tahun 1970.

Pada awalnya, penyakit cacar monyet memiliki gejala yang serupa dengan cacar air, yaitu bintil berair. Seiring perkembangan penyakit, bintil berair berubah menjadi bernanah dan menimbulkan benjolan di leher, ketiak, atau selangkangan akibat pembengkakan kelenjar getah bening.


Cacar monyet disebabkan oleh virus monkeypox, yaitu virus yang termasuk dalam kelompok Orthopoxvirus. Virus ini awalnya menular dari hewan ke manusia melalui cakaran atau gigitan hewan, seperti tupai, monyet atau tikus, yang terinfeksi virus monkeypox.

Penularan virus monkeypox juga dapat terjadi lewat kontak langsung dengan cairan tubuh hewan yang terinfeksi.


Cacar monyet menyebar antarmanusia melalui percikan liur yang masuk melalui mata, mulut, hidung, atau luka di kulit. Penularan juga bisa terjadi melalui benda yang terkontaminasi, seperti pakaian penderita. Namun, penularan antarmanusia membutuhkan kontak yang lama.

Hingga saat ini, belum ada pengobatan untuk cacar monyet. Penyakit ini umumnya hanya menimbulkan gejala ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya dalam 2–4 minggu. Sedangkan penyebaran cacar monyet dapat dicegah dengan vaksin cacar (smallpox).

Sementara itu, beberapa negara menggunakan tecovirimat untuk mengatasi cacar monyet. Tecovirimat bekerja dengan menghambat virus cacar monyet berkembang biak dan menyebar ke orang lain. Namun, penggunaan obat ini masih terbatas pada pasien dewasa dengan berat badan ≥40 kg dan anak dengan berat badan ≥13 kg.


Perlu diketahui, penderita monkeypox perlu mendapatkan perawatan di ruang isolasi untuk mendapatkan pemantauan dari dokter dan mencegah penyebaran penyakit.

#virus #cacarmonyet #tertular #infokesehatan
#tahukahkamu #penyakit #wabah


Beberapa gejala cacar monyet yang perlu diperhatikan:

1. Demam
2. Sakit kepala
3. Nyeri otot
4. Sakit punggung
5. Pembengkakan kelenjar getah bening
6. Panas dingin
7. Kelelahan


Kemudian dalam 1 sampai 3 hari setelah demam, pasien akan mengalami ruam. Sering dimulai dari wajah lalu menyebar ke bagian tubuh lain.


Penularan virus monkeypox atau cacar monyet di Singapura saat ini menimbulkan kekhawatiran sampai di Indonesia. Pasalnya, penyakit menular ini meskipun belum menjadi wabah, tetapi berpotensi untuk masuk ke Indonesia melalui pintu masuk negara, perbatasan atau pelabuhan. Namun, Kementerian Kesehatan (Kemkes) meminta masyarakat agar tidak perlu panik dengan kabar ini.
.
CACAR MONYET atau Monkeypox merupakan viral zoonoses yang menular dari hewan ke manusia atau sebaliknya (yang disebut terakhir kasus sangat jarang terjadi). Penyakit ini pertama kali teridentifikasi pada tahun 1958 di Republik Demokratik Kongo. Namun, penyebaran kasus secara sporadik pada manusia baru terjadi tahun 1970 di beberapa negara Afrika.

“Sampai saat ini belum ditemukan kasus monkeypox di Indonesia. Diimbau tetap waspada dengan menjaga kebersihan,” kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemkes, dr. Anung Sugihantono.


Ini 4 Beda Cacar Air dengan Cacar Monyet, Waspadai Cara Penularannya


Baru-baru ini, di Singapura terjadi kasus mengejutkan di mana seseorang mengalami penyakit langka yang bernama cacar monyet atau Monkeypox. Meskipun sama-sama memiliki nama cacar, namun cacar monyet ini berbeda dengan cacar air yang sering dialami banyak orang.


Penyakit cacar monyet ini tentunya memberi ancaman bagi penduduk dunia, tidak hanya Singapura saja, karena wabah penyakit ini yang tergolong langka dan membutuhkan penanganan khusus bagi pengidapnya. Oleh karena itu, kamu harus bisa membedakan cacar air dan cacar monyet agar bisa mengobatinya dengan penanganan yang tepat.

Berikut tentang perbedaan cacar air dan cacar monyet:


👉 Penyebab Terjadi dan Cara Penularan


1. Penyebab Terjadinya
Perbedaan pertama dari cacar air dan cacar monyet (monkeypox) adalah penyebab terjadinya. Penyakit cacar air disebabkan oleh virus varicella.

Sedangkan penyakit cacar monyet disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus. Dari bakteri penyebab terjadinya kedua jenis cacar ini saja sudah berbeda, makanya dampak dan akibatnya pada tubuh akan berbeda pula.


2. Cara penularan
Perbedaan cacar air dan cacar monyet yang kedua adalah cara penularannya. Cacar monyet paling sering menular dari hewan kepada manusia. Walaupun tentu saja tidak menutup kemungkinan penularannya terjadi dari manusia ke manusia juga.

Penularan bisa terjadi dengan melalui kontak dengan darah, luka terbuka pada kulit dan mukosa hewan serta lewat cairan tubuh. Mengonsumsi daging yang terinfeksi virus cacar monyet juga menjadi faktor utama risiko terjadinya penularan cacar monyet ini.

Sementara itu, cacar air akan sangat mudah menular dari manusia ke manusia lainnya. Penularannya juga terjadi dengan mudah, yaitu hanya dengan melakukan kontak dengan orang yang terkena cacar air yang masih aktif. Jadi kamu wajib waspada dan selalu menjaga diri.


3. Gejala yang timbul
Perbedaan selanjutnya adalah gejala yang timbul akibat dua jenis cacar ini. Walaupun secara garis besar gejala yang terjadi pada cacar air dan cacar monyet ini hampir sama namun ada beberapa gejala yang membuat kamu bisa mengenali gejala penyakit cacar jenis apa yang kamu alami.

Gejala yang terjadi pada cacar air ataupun cacar monyet biasanya adalah seperti demam tinggi, sakit kepala, timbul ruam di kulit, serta nyeri otot. Namun pada cacar monyet, akan ada gejala khas yang terjadi yaitu adanya pembesaran kelenjar getah bening.

Selain itu, pada cacar air, gejala gejala yang terjadi lebih bersifat ringan. Penyakit cacar air sebenarnya bisa sembuh sendiri dalam waktu kurang lebih dua minggu, namun sebaiknya periksakan ke dokter bila terserang penyakit ini.


4. Cara pencegahan
Perbedaan berikutnya adalah cara pencegahan masing-masing jenis cacar ini. Seperti yang telah disinggung sebelumnya bahwa cacar monyet belum memiliki pencegahan secara spesifik.

Pencegahan penyakit cacar monyet ini hanya dilakukan dengan menghindari berbagai macam faktor risiko yang ada seperti menghindari kontak langsung dengan hewan tertentu serta menunda kunjungan yang akan dilakukan menuju negara negara endemis penyakit tersebut.


Sebaliknya, cacar air yang telah banyak ditemui bisa dicegah dengan menghindari kontak dengan penderita cacar air yang masih aktif. Seorang penderita cacar air yang kelainan kulitnya belum mengering masih berpotensi menularkan ke orang sekitarnya.

Selain itu, juga ada vaksin cacar air yang dilakukan pada anak saat imunisasi. Selain itu, kamu wajib menjaga kebersihan supaya tidak terjangkit penyakit cacar air ini.
Dan rutin mengkonsumsi Moment Propolis yang berkhasiat sebagai Anti Biotik alami, Anti Jamur, Anti Virus, Anti Bakteri, Anti Peradangan, Anti Oksidant, Anti Tumor &Anti Kanker


Virus cacar monyet disebabkan orthopoxvirus yang menyebabkan penyakit dengan gejala yang mirip cacar air dan umumnya tidak terlalu parah.

Sementara cacar dinyatakan telah diberantas pada tahun 1980, ternyata cacar monyet masih terus terjadi di negara-negara Afrika tengah dan barat. Penyakit ini tengah menjadi sorotan karena mengalami outbreak & sangat berisiko menjadi pandemi.


Monkeypox adalah zoonosis, artinya penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia. Kasus sering ditemukan di dekat hutan hujan tropis di mana terdapat hewan pembawa virus. Berbagai hewan yang dikenal menjadi reservoir adalah tupai, tikus, dan monyet. Penularan dari manusia ke manusia terbatas, namun bisa terjadi.

Bagaimana gejala, siapa yang rentan tertular dan menjadi sakit berat, simak selengkapnya di slide ya.


Imbauan untuk berhati-hati terhadap penyebaran penyakit cacar monyet atau monkeypox


Membuat banyak orang was-was belakangan ini. Setelah pasien pertama akhirnya dikonfirmasi di Singapura, berbagai dinas kesehatan di Batam mulai bersiap-siap dan memperketat pengawasan di bandara dan pelabuhan untuk mencegah penularannya di Indonesia.

“Lah memangnya penyakit cacar monyet ini berbahaya ya? Bedanya apa sama cacar air?!”

Meski sama-sama cacar, penyakit cacar monyet memang tidak bisa disamakan dengan cacar air yang selama ini kita kenal sering menjangkiti anak-anak. Penyakit dari virus ini bisa terbilang langka dan biasanya cuma terdapat di pedalaman Afrika bagian tengah dan barat. Makanya kabar bahwa virus ini sudah ‘sampai’ Singapura, bikin banyak orang kaget.

Biar lebih waspada, kita simak fakta-fakta soal penyakit dan virus cacar monyet ini:


1. Sesuai namanya, monkeypox ini memang ditularkan dari monyet dan binatang pengerat ke manusia. Penularan dari manusia ke manusia, sebenarnya kemungkinannya kecil

Kalau ada yang menebak monkeypox atau cacar monyet itu somehow ada hubungannya dengan monyet, kamu benar! Monkeypox virus (MPXV) ditularkan langsung dari hewan-hewan liar seperti monyet yang terinfeksi ke manusia. Bukan cuma monyet sih, hewan-hewan pengerat seperti tikus atau tupai liar juga bisa terjangkit virus ini. Virus ini diketahui endemis dari pedalaman desa-desa terpencil di wilayah Afrika tengah dan barat sejak tahun 1970-an.

Cara penularannya adalah jika terjadi kontak dekat dan kontaminasi cairan seperti darah atau dengan hewan terinfeksi. Memakan daging hewan yang terinfeksi juga bisa jadi jalur penularan. Nah selama ini, penularan antar manusia itu kemungkinannya masih kecil banget.


2. Satu pasien yang terinfeksi di Singapura, diketahui berasal dari Nigeria. Setelah ditelusuri, pasien itu terjangkit setelah memakan daging hewan liar sebelum berangkat ke Singapura

Satu pasien yang telah dikonfirmasi terjangkit virus cacar monyet di Singapura, adalah warga negara Nigeria yang baru tiba di negara tetangga kita itu pada tanggal 28 April 2019 lalu. Dilansir dari Reuters, Singapore’s Ministry of Health atau Kementerian Kesehatan Singapura menjelaskan bahwa pasien tersebut ternyata sempat mengonsumsi daging hewan liar di sebuah pesta pernikahan sebelum berangkat ke Singapura.

Setelah positif dikonfirmasi mengidap cacar monyet, 23 orang yang berdekatan dengan pasien itu juga sedang dalam proses pemeriksaan.


3. Penularan penyakit ini di luar Afrika masih terhitung sangat langka tapi makin sering terjadi. Singapura jadi negara keempat setelah Amerika Serikat, Inggris, dan Israel

Konfirmasi ‘sampai’-nya monkeypox di Singapura jelas menjadi kekhawatiran serius bagi banyak orang. Setelah pertama kali terindentifikasi ‘keluar’ Afrika pada tahun 2003 di Amerika Serikat, Singapura jadi negara keempat setelah Amerika Serikat, Inggris, dan Israel yang mengonfirmasi keberadaan cacar monyet di negaranya.

Kasus penyebaran cacar monyet di Inggris pada September tahun lalu, ternyata juga diketahui berhubungan dengan perjalanan atau orang-orang dari Nigeria.


4. Banyak orang ketakutan dengan persebaran virus ini. Selain tersebar makin luas, cacar monyet ini mirip dengan penyakit cacar mematikan yang dulu pernah menewaskan ratusan juta jiwa

Dibandingkan cacar air, cacar monyet sebenarnya lebih mirip dengan human smallpox atau penyakit cacar mematikan yang dulu menewaskan ratusan juta jiwa selama abad ke-20. Smallpox yang sangat mematikan dan membunuh 3 dari 10 penderitanya, sudah dinyatakan berhasil dihilangkan pada tahun 1980. Nah monkeypox sering disebut versi tidak mematikan dari smallpox.

Dalam menyerang tubuh manusia, cacar monyet ini memiliki 2 fase, yaitu periode invasi yang berlangsung selama 5 hari sejak gejala awal ditemukan. Pasien nantinya akan mengalami demam, sakit kepala, nyeri punggung dan kehilangan energinya.

Kemudian dilanjutkan dengan periode kedua yaitu fase erupsi kulit di mana ruam akan muncul di seluruh permukaan tubuh. Termasuk telapak kaki dan tangan, area yang biasanya tidak terdampak jika seseorang menderita cacar air.


5. Meski tidak mematikan dan belum sampai Indonesia, tidak ada salahnya kita berhati-hati. Jaga ketahanan tubuh ya plend.

Jika ketahanan tubuh baik, cacar monyet adalah penyakit yang bisa hilang dengan sendirinya dari tubuh. Hanya jika ada komplikasi akut, penyakit ini bisa mengancam keselamatan.

Tetapi tidak ada salahnya kalau kita mulai berhati-hati dari sekarang. Bukan cuma ancaman virus monkeypox saja, banyak virus atau ancaman penyakit lain yang juga berpotensi menyebar secara global. Selain pengawasan ketat di perbatasan-perbatasan, kita harus memperhatikan isu-isu seperti penyalahgunaan antibiotik yang juga bisa menyebabkan risiko serupa. Yuk, lebih baik mencegah daripada mengobati kok!



Source: 

hipwee Referensi: Kemenkes RI, WHO, CDC.


Post a Comment

Konsultasi Bidan Kita

Previous Post Next Post